BUMDes Tanjung Jaya Mampu Menghasilkan Hingga 52 Karpet Telur Ayam Setiap Hari

BUMDes Tanjung Jaya Mampu Menghasilkan Hingga 52 Karpet Telur Ayam Setiap Hari

Bumdes Desa Tanjung Jaya Yakni Ayam Petelur-Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-

MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Pemerintah Desa Tanjung Jaya, yang terletak di Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Selatan, telah mewujudkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Melalui pendanaan dari Dana Desa tahun 2022, Pemerintah Desa Tanjung Jaya telah memulai usaha budidaya ayam petelur.

Kepala Desa Tanjung Jaya, Yeti Tarwiyah, S. Pd. I, mengungkapkan bahwa budidaya ayam petelur ini telah dimulai sejak bulan Desember 2022, dan hasil produksi pertama mulai muncul pada bulan Maret 2023.

BACA JUGA:BUMDes Jamin Asuransi Kematian Warga

"Tujuan dari kegiatan budidaya ayam petelur ini adalah untuk mengembangkan modal dan juga memberikan jaminan asuransi kematian dan kelahiran bagi warga desa. Selain itu, hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tanjung Jaya," kata Yeti pada hari Sabtu (12/8).

Yeti juga menjelaskan bahwa pada tahun 2023, Pemerintah Desa Tanjung Jaya telah memberikan bantuan uang sebesar Rp. 1.000.000 kepada warga yang meninggal dunia dan Rp. 500.000 bagi warga yang melahirkan.

Bantuan ini diberikan tanpa memandang status sosial, selama warga dapat membuktikan keberadaannya di desa tersebut melalui Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

BACA JUGA:Budidaya Ayam Kampung, Berikut Tips Dan Petunjuknya

Hasil dari budidaya ayam petelur ini juga akan digunakan untuk mengembangkan sarana dan prasarana di desa, serta untuk menambah honor perangkat desa di masa yang akan datang.

"Kegiatan sosial di desa ini akan didukung oleh pendapatan dari BUMDes, sehingga tidak lagi bergantung sepenuhnya pada swadaya masyarakat. Ini mencakup kegiatan sosial dan keagamaan," tambah Yeti.

Jumlah ayam yang dikelola dalam budidaya ini mencapai 1.750.000 ekor, dengan hasil produksi mencapai 51-52 karpet telur setiap harinya. Telur-telur ini saat ini masih dijual secara lokal di sekitar desa.

Yeti menjelaskan bahwa jika ada ayam yang mati, biaya penggantian akan diambil dari hasil penjualan dan pendapatan yang dihasilkan. Ada 2 orang karyawan yang mengelola kandang ayam, dan setiap ayam membutuhkan pakan sekitar 1,4 ons per hari, dengan total konsumsi pakan sekitar 2,8 kuwintal setiap harinya.

"Masa produktif dari budidaya ayam petelur ini adalah selama 2 tahun. Setelah melewati periode ini, produktivitas ayam cenderung menurun," jelasnya. (Dal)

 

Sumber: