Warga Menjerit Harga BBM Naik, Potensi Berimbas Ke Seluruh Sektor

Warga Menjerit Harga BBM Naik, Potensi Berimbas Ke Seluruh Sektor

Ilustrasi Antrian Warga Mengisi BBM yang saat ini mengalami kenaikan harga.-foto: IST-

MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Keputusan Pemerintah Pusat untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai wilayah telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat akan dampaknya yang dapat merembet ke sektor-sektor lain.

Kenaikan harga BBM ini diperkirakan akan berdampak pada kebutuhan pokok lainnya, dan dampak ini telah dirasakan oleh masyarakat di berbagai Kecamatan di Kabupaten OKU Selatan.

Sejak kebijakan Kenaikan harga BBM diumumkan, harga eceran di tingkat pengecer telah meningkat secara signifikan.

BACA JUGA:Tiga Kecamatan Di OKUS Rawan Karhutla saat Musim Kemarau

Kenaikan ini tidak ringan, dengan harga eceran yang saat ini mencapai Rp. 13.000 per liter.

Akibatnya, masyarakat di berbagai Kecamatan merasakan dampak dari kenaikan harga BBM ini dengan sangat nyata.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, berikut adalah beberapa harga eceran BBM di beberapa Kecamatan.

Di Kecamatan Pulau Beringin, harga BBM mencapai Rp. 14.000 per liter. di Kecamatan Kisam Ilir, harga juga mencapai Rp. 14.000 per liter.

Sementara itu, di ujung Kecamatan Buay Pemaca, harga BBM bahkan mencapai Rp. 16.000 per liter.

Adi, salah satu warga Kecamatan Buay Pemaca, menyatakan bahwa kenaikan harga BBM langsung mempengaruhi desanya.

"Saat ini, harga minyak di tempat kami sudah sangat tinggi, mencapai 15-16.000 per liter, dan terkadang minyaknya juga dicampur," ungkapnya pada hari Sabtu (2/9).

“Dengan kenaikan harga BBM ini, kami sebagai petani semakin menderita. Harga BBM terus naik sementara harga jual hasil pertanian terus turun," keluhnya.

BACA JUGA:Mengapa Pasar Tradisional Saka Selabung Mauaradua Selalu Diserbu pagi Hari, Ternyata Ini Jawabanya

“Kami semua tahu bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak pada harga kebutuhan lainnya, terutama karena alasan transportasi,” tambahnya.

Namun, menurut Adi, ini tampaknya sangat tidak adil bagi petani karena pengeluaran mereka terus meningkat sementara pendapatan mereka tidak bertambah.

Iwan, warga Kecamatan Pulau Beringin, juga mengatakan bahwa harga BBM di tempatnya kini sudah mencapai Rp. 14.000 per liter.

"Di tempat kami, harga BBM sudah mencapai Rp. 14.000, dan mungkin akan naik lagi karena alasan-alasan yang diberikan oleh pengecer," jelasnya.

BACA JUGA:Warga OKU Selatan Bangga Dengan Perubahan Kemajuan RSUD Muaradua

Pada dasarnya, kenaikan harga BBM tidak akan menjadi masalah besar jika kebijakan pemerintah seimbang.

Menurut Iwan, pemerintah juga harus menaikkan harga jual komoditas seperti kopi, lada, dan hasil pertanian lainnya agar ada keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan.

"Jika pemerintah terus seperti ini, maka akan semakin menyulitkan dan menderita bagi masyarakat, karena semua harga kebutuhan akan naik," ucapnya. (Dal)

Sumber: