Minta Pj Gubernur Revisi Penetapan UMP 2024, Bakar Atribut Demo Wujud Matinya Keadilan Bagi Buruh
--
PALEMBANG, HARIANOKUS.COM - Ratusan massa yang tergabung Gerakan pekerja/buruh untuk keadilan "Gepbuk" Sumsel melakukan aksi damai. Aksi tersebut menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dinilai tidak layak.
Seperti diketahui bahwa Pemprov Sumsel menetapkan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2024 sebesar 1,55 persen atau Rp52. 696 dari Rp3. 404.177 menjadi Rp3. 456.874 yang dinilai tidak layak pada 21 November lalu.
Massa berkumpul di Pemkot Palembang lanjut ke DPRD berakhir di Pemprov Sumsel. Mereka berasal dari berbagai perwakilan buruh dari kabupaten kota. Diantaranya, Palembang, Banyuasin, Muara Enim, OKU Timur, Empat Lawang, OKI, OKU, Musi Rawas dan daerah lainnya.
Massa yang berjalan sambil membawa barner bertuliskan "buruh Juga Manusai.... Pahlawan Bagi Keluarganya, Mengapa Mereka Harus Menderita," "Ada pula, Naikan Upah Sebedar 15 Perseb atau Berikan Subsidi Pangan Kepada pekerja / buruh Per bulan Sebesar Rp 300 ribu atau beras sebesar 20 kg. buruh Sumsel Tolak Upah Murah.
BACA JUGA:Dari Panggilan Unik 'Cipung' hingga 'Aza', Ternya Ini Ceritanya.
Koordinator Aksi Hermawan mengatakan, para buruh menolak tegas kenaikan UMP yang hanya sebesar Rp 52 ribu. Karena hal ini tidak sesuai dengan kondisi saat ini. "Kami bawa keranda jenazah , ini menunjukan simbol bahwa keadilan terhadap para buruh sudah mati," katanya
Makanya, kata Hermawan, pihaknya mengadakan aksi. Tuntutan tidak lain agar dilakukan perubahan UMP yang telah di umumkan Pj Gubernur Sumsel.
Karena daerah lain pun bisa. "Kami menantang Pj Gubernur mengubah UMP yang telah di umumkan karena ini sangat tidak memikirkan nasib buruh, kami seperti tidak dianggap. Padahal kami juga menunjang perekonomian,"
Selain itu, pihaknya juga menolak PP No.51 Tahun 2023. Karena aturan yang menjadi dasar penetapan UMP sangat merugikan. "Dari awal PP ini sudah sangat merugikan dan memberatkan para buruh ," ulas dia.
Perwakilan buruh pun mengancam akan melakukan aksi lebih besar jika tuntutan tidak ditindaklanjuti. "Kami akan turun dengan masa lebih besar kalau memang tidak ada respon. "Tolong lah pikirkan nasib kami, Rp2000 per hari itu cukup apa dengan kondisi saat ini," pungkas dia.
BACA JUGA:Antusias Ikuti Senam Sehat Bersama Dalam Rangka Memperingati Hut Ke-52 Korpri
Asisten III Bidang Kesejahteraan Setda Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kurniawan mengatakan, pihaknya sudah menerima tuntutan dari massa karena beliau sekarang ada pekerjaan. "Tuntutan sudah kami terima dan akan kami ajukan ke pak gubernur dan akan dijadwalkan pertemuan dengan masing masing serikat ," singkatnya.
Sebelum bubar, para buruh membakar atribut buruh termasuk keranda. Pembakaran ini wujud dari matinya keadilan bagi para pahlawan keluarga ini. (yun/SEG)
Sumber: