Sumatera Selatan Siaga Karhutla: Tiga Daerah Tingkatkan Status, Langkah Antisipasi dan Mitigasi Dilakukan

Sumatera Selatan Siaga Karhutla: Tiga Daerah Tingkatkan Status, Langkah Antisipasi dan Mitigasi Dilakukan

Musim Kemarau di Sumsel. -Foto: Sumeks.-

HARIANOKUS.COM - Musim kemarau diperkirakan akan segera melanda Sumatera Selatan (Sumsel) mulai bulan Juli. Saat ini, tiga daerah di provinsi tersebut telah menetapkan status siaga dini terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten OKI, Muba, dan Banyuasin.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, mengonfirmasi bahwa ketiga daerah tersebut telah meningkatkan statusnya sejak bulan Mei lalu. Daerah-daerah tersebut, yang memiliki luas lahan gambut yang cukup besar, merupakan penyumbang utama karhutla di Sumsel.

Menurut Sudirman, Pemerintah Provinsi Sumsel juga akan segera menetapkan status siaga karhutla, yang diharapkan akan dikeluarkan dalam minggu-minggu mendatang. Langkah selanjutnya adalah melakukan rapat koordinasi bersama seluruh daerah serta menggelar apel siaga karhutla.

Prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan Juli-Agustus. Meskipun hanya berlangsung selama dua bulan, tetapi kewaspadaan tetap diperlukan.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kondisi cuaca di Sumsel pada tahun ini memiliki pola yang berbeda. Waktu hujan lebih panjang, bahkan beberapa daerah masih mengalami banjir. Sehingga, daerah-daerah yang tidak terdampak banjir seperti OKI, Muba, dan Banyuasin telah meningkatkan statusnya menjadi siaga karhutla.

BACA JUGA:Pemkab OKU Selatan Louncingkan Intervensi Cegah Stunring

Pada tahun sebelumnya, ada 12 daerah yang rawan terhadap karhutla. Untuk tahun ini, belum dapat diprediksi secara pasti, namun daerah-daerah seperti OKI, OI, Muba, dan Banyuasin tetap termasuk dalam kategori rawan. Selain itu, upaya juga akan dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

BPBD Sumsel melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk meninjau sejumlah perusahaan perkebunan yang rawan terhadap karhutla serta memeriksa peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran di wilayah konsesi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan daerah dan perusahaan dalam menghadapi potensi kebakaran.

Di Kabupaten Muba, Pemerintah Kabupaten telah mengambil langkah cepat dengan menetapkan status siaga karhutla dan melakukan pemetaan terhadap 71 desa yang masuk dalam kategori rawan karhutla. BPBD Muba juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk patroli rutin dan sosialisasi kepada masyarakat.

Pengaktifan sembilan pos pemantau pengendalian karhutla juga telah dilakukan, dengan pos induk berada di Kecamatan Bayung Lencir. Pos-pos ini bertujuan untuk menjadi garda terdepan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muba, Ahmad Toyibir, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sarana dan prasarana karhutla di perusahaan perkebunan. Upaya juga dilakukan dengan menggalakkan program alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk mengurangi pembakaran lahan dalam membuka lahan pertanian dan perkebunan.

BACA JUGA:Tingkatkan Disiplin Personel, Polsek BSA Rutinkan Apel

Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edy Rahmat, menyebut bahwa belum ada penetapan status terkait karhutla tahun ini di wilayah Ogan Ilir. Namun, tim Satgas Karhutla masih aktif dalam melakukan pemantauan dan mitigasi potensi kebakaran.

Di OKI, status siaga darurat karhutla telah ditetapkan, dengan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Begitu juga di Banyuasin, di mana berbagai langkah telah diambil untuk mengantisipasi karhutla, termasuk pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Sumber: