Mendikbudristek juga menekankan perlunya mengubah miskonsepsi bahwa calistung merupakan satu-satunya indikator keberhasilan belajar di PAUD dan syarat masuk SD/MI. Literasi dan numerasi juga harus diajarkan secara bertahap dan dengan pendekatan yang menyenangkan agar peserta didik dapat memahami dan menganalisis informasi secara kritis.
Untuk mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, diperlukan usaha keras dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah (Pemda), satuan pendidikan, Bunda PAUD, organisasi mitra, dan yayasan penyelenggara pendidikan.
Beberapa praktik baik telah dilakukan melalui kolaborasi tersebut, antara lain membentuk kelompok belajar untuk membantu guru dalam mengubah proses pembelajaran di satuan pendidikan, pertukaran guru antara PAUD dan SD untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik, serta menyebarkan booklet advokasi guna melibatkan lebih banyak masyarakat dalam gerakan ini.
Dengan pernyataan komitmen bersama yang telah disampaikan, Mendikbudristek berharap bahwa hal tersebut akan menjadi pengikat kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
"Dengan semangat gotong royong, mari kita melahirkan generasi Pelajar Pancasila dengan kemampuan fondasi yang holistik dan kuat, serta terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar," jelasnya. (Ant/rill)