MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Perahu telah menjadi sarana transportasi air yang sangat berguna bagi warga, memudahkan perjalanan ke kebun dan memfasilitasi nelayan dalam mengejar ikan di perairan.
Salah satunya adalah Leman, seorang petani yang membuat perahu khusus untuk pergi ke kebunnya yang terletak di Desa Gunung Tiga, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan.
BACA JUGA:Kembangkan Keterampilan dan Nilai-Nilai Positif di Perkemahan Saka Bhayangkara
Lokasinya cukup jauh, dengan perjalanan kurang lebih dua jam dari rumahnya di Pasar Lama ke Desa Gunung Tiga.
Oleh karena itu, Leman memutuskan untuk membuat perahu yang dilengkapi dengan mesin ketek agar dapat lebih efisien dalam perjalanan ke kebun.
Menurutnya, jika menggunakan perahu dayung tradisional, perjalanan akan memakan waktu sekitar dua jam, tetapi dengan mesin ketek, waktu perjalanan bisa dipangkas hingga sekitar 50 menit.
BACA JUGA:Tertarik Karena Mudah Perawatan, Hasil Panen Pertama Untuk Keluarga
Leman menjelaskan bahwa penggunaan perahu sebagai sarana transportasi ini sudah menjadi warisan turun-temurun di daerahnya, terutama karena banyak nelayan yang dulunya mencari ikan di sekitar sana.
Pada masa lalu, perahu-perahu ini tidak dilengkapi dengan mesin karena harganya cukup tinggi, sehingga mereka mengandalkan dayung.
Seiring berjalannya waktu dan untuk mencapai tujuan dengan lebih cepat, Leman memutuskan untuk menginvestasikan uang yang dia kumpulkan dari penjualan pisangnya untuk membeli mesin ketek.
BACA JUGA:Belum Bisa Dikelola, TPS Pelawi Rutin Terima Sampah 50 ton Perhari
Dia memanfaatkan kebunnya yang ditanami sekitar 350 pohon pisang di lahan seluas setengah hektar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sebelumnya, kebun tersebut ditanami kopi, tetapi karena kurang perawatan, tanaman kopi tersebut tumbuh liar dan tidak menghasilkan panen yang memadai.
Oleh karena itu, Leman memutuskan untuk mengubahnya menjadi kebun pisang yang lebih menguntungkan.
"Ini cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anak. Saya memanen pisang gadis dua minggu sekali, dan selain berkebun, saya juga bekerja sebagai tukang bangunan untuk meningkatkan pendapatan keluarga," ungkap Leman. (*)