Bandung, HARIANOKUSELATAN – Pendiri dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, resmi dicopot dari jabatannya setelah perusahaan agritech tersebut diduga melakukan pemalsuan laporan keuangan.
Investor besar seperti SoftBank, Temasek, dan Northstar dikabarkan mengalami kerugian besar akibat manipulasi data keuangan.
Dugaan ini pertama kali mencuat setelah YouTuber bisnis Leonard Hartono mengunggah video yang menampilkan analisis keuangan eFishery.
Dalam video tersebut, ia mengklaim bahwa laporan keuangan perusahaan telah direkayasa agar tampak menguntungkan, padahal sebenarnya mengalami kerugian ratusan miliar rupiah.
BACA JUGA:Polres OKU Selatan Gelar Panen Raya Jagung Bersama Warga
BACA JUGA:Resmi! Abusama-Misnadi Ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati OKU Selatan 2025-2030
BACA JUGA:BAPPERIDA OKU SELATAN GELAR RAKOR PERSIAPAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA SEHAT TINGKAT NASIONAL TAHUN 2025
Sejak menerima pendanaan total Rp 9,7 triliun dari berbagai investor global, eFishery berkembang pesat dan menjadi salah satu unicorn di Indonesia.
Namun, dugaan pemalsuan laporan keuangan membuat kepercayaan investor menurun drastis, hingga akhirnya mereka mengambil alih kendali perusahaan dan mencopot Gibran dari kepemimpinan.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi apakah Gibran masih memiliki saham di eFishery atau telah melepas seluruh kepemilikannya.
Selain itu, belum ada indikasi bahwa para investor akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
BACA JUGA:Bandara SMB II Palembang Siap Kembali Jadi Bandara Internasional, Tunggu Keputusan Pemerintah
BACA JUGA:Budidaya Buah Naga di OKU Selatan: Solusi Bertani di Lahan Kering
BACA JUGA:Dua Tersangka Korupsi Proyek Jalan di Ogan Ilir Ditahan Kejari
Sumber internal menyebutkan bahwa eFishery menghadapi tantangan besar dalam mengelola jutaan petambak kecil yang menjadi mitra mereka.
Hal ini diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan masalah keuangan perusahaan.
Dengan kejatuhan ini, masa depan Gibran Huzaifah masih menjadi tanda tanya. Jika terbukti tidak ada dana yang diselewengkan untuk kepentingan pribadi, ia masih memiliki peluang untuk bangkit dan membangun kembali reputasinya di dunia bisnis. (dst)