Masyarakat Menjerit Harga BBM Capai Rp16 Ribu
Petugas SPBU langsung ganti plang Harga usai harga bbm resmi naik-Istimewa/M.Iksan-disway.id--
MUARADUA - Kebijakan Pemerintah dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai memberikan dampak yang sangat dahsyat bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat diberbagai Kecamatan wilayah Kabupaten OKU Selatan.
Pasalnya, semenjak diputuskannya harga BBM naik ditingkat pengecer pun secara spontanitas mengalami kenaikan.
Kenaikan itu sendiri tak tanggung-tanggung. Sejauh ini harga eceran mengalami kenaikan yang melejit yaknib mencapai Rp 16.000/liter. Akibatnya, hal ini membuat masyarakat diberbagai Kecamatan menjerit dengan harga BBM tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima dilapangan, harga ecer BBM sejauh ini diantaranya di Kecamatan Pulau Beringin Rp 14.000, Kecamatan Kisam Ilir Rp 14.000, sedangkan yang parahnya lagi dipenghujung Kecamatan Buay Pemaca mencapai Rp 16.000/Liter.
Adi, salah satu warga Kecamatan Buay Pemaca, mengungkapkan bahwa setelah diumumkannya kenaikan harga BBM langsung berimbas ke Desa diwilayahnya.
"Sekarang harga minyak ditempat kami sudah parah, harganya, mencapai Rp 15.000-Rp 16.000/Liter. Terkadang minyaknya juga ada campuran," ungkapnya, Senin (5/9/2022).
Dikatakannya, dengan adanya kenaikan harga BBM ini membuat pihaknya selaku masyarakat petani tambah menderita. Betapa tidak, harga BBM naik terus sedangkan harga jual hasil tani malah turun terus.
“Tentu kita semua sudah tahu bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM ini akan berimbas pada seluruh harga kebutuhan lainnya, dengan alasan transportasi. Tapi itu, tak ada keadilan bagi kami para petani, sebab pemasukan tak bertambah pengeluaran terus meningkat,” tuturnya.
Sementara itu, Iwan, warga Kecamatan Pulau Beringin, juga mengaku hal yang sama. Dimana tempat ia tinggal harga BBM kini sudah mencapai Rp 14.000/Liter.
"Kalau ditempat kami sekarang harga BBM sudah mencapai Rp 14.000, berkemungkinan nanti naik lagi, dan kenaikan BBM yang ditetapkan pemerintah ini adalah alasan para pengecer," jelasnya.
Pada dasarnya, ungkap Iwan, kenaikan harga BBM ini sendiri tidak menjadi persoalan besar bagi masyarakat jika kebijakan Pemerintah berimbang.
“Contoh, dengan adanya kenaikan harga BBM, Pemerintah juga semestinya harus menaikan harga jual Kopi, Lada dan hasil bumi lainnya, jadi ada keseimbangan antara pengeluaran dengan pemasukan,” jelasnya.
Namun apabila seperti ini, terangnya, kebijakan Pemerintah ini tentu saja semakin menyusahkan dan menyengsarakan masyarakat, karena semuanya harga kebutuhan pasti naik imbas dari kenaikan harga BBM ini. (dal)
Sumber: