OKU Selatan Kembangan 17,5 Hektar Tanaman Sorgum
Foto: Budidaya tanaman Sorgum yang mulai dikembangkan di wilayah Bumi Serasan Seandanan.--
MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Budidaya tanaman Sorgum diwilayah Bumi Serasan Seandanan mulai menggeliat. Beberapa petani di abupaten OKU Selatan mulai banyak tertarik untuk mulai mengembangkan tanaman sorgum.
Hal ini mengingat prospek hasil dari biji-bijian asal Benua Afrika tersebut cukup menjanjikan.
"Pertama karena dari segi modal tidak terlalu besar. Kedua, perawatannya ringan, ketiga semua hasil dari biji dan batang bisa dimanfaatkan, keempat hasil panen bisa tiga sampai empat kali dalam setahun," ungkap Rusmiyati (50) warga asal Desa Sukajaya, Buay Rawan OKU Selatan, dibincangi (17/12/2022).
Alasan ini juga yang menurutnya, membuat sudah mulai banyak warga untuk coba menggubah komoditi tanaman kebunnya. Seperti dirinya yang semula pernah mengembangkan tanaman jagung dan kopi.
"Kalau kopi kendalanya ini hasil tahunan, sedangkan jagung saat ini kendala di modal tanam dan perawatan yang cukup lumayan besar. Sedangkan sorgum ini, sudah kita coba pertama ini semua berbeda. Modal tidak terlaku besar, hasil sudah terlihat berlipat," ungkapnya.
Syahril Abizar, salah satu pelopor petani sorgum di OKU Selatan juga melihat perkembangan Sorgum di OKU Selatan cukup mendapat antusias dari masyarakat yang memang dominasi petani.
Saat ini di OKU Selatan disebutnya sudah ada sekitar total 17,5 hektar dikembangkan petani. Tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Simpang, Muaradua, Buay Rawan, Buay Pemaca, dan Buay Sandang Aji.
"Untuk sekarang lima kecamatan ini sudah mulai masuk masa panen gelombang pertama. Karena peminat meningkat, ada penambahan sekitar 11 hektar lagi pada gelombang kedua panen nanti," ujarnya.
Untuk tanaman sorgum, diceritakan mulai dilirik petani di OKUS karena salah satu tanaman pengganti beras untuk ketahanan pangan Nasional tersebut memang bagus dan positif.
Dicontohkannya, untuk lahan 1,5 hektar yang ditanamnya menghabiskan bibit kurang lebih Rp 600 ribu. Sedangkan biaya perawatan seperti pupuk dan herbisida menghabiskan biaya sekitar 1,4 juta.
"Sedangkan untuk hasil, untuk kalkulasi 1,5 hektar ini bisa mengahasilkan sorgum 4-8 ton. Dengan harga Rp 2500 perkilo. Kalkulasi keuntungan bisa mencapai Rp 16 jutaan," ujarnya.
Yang lebih menguntungkan dari tanaman sorgum ini, tidak hanya buahnya bisa dijual. Namun batangnya juga bisa dijual dengan harga Rp 250 perkilo. Dimana untuk lahan 1,5 hektar menghasilkan sekitar 30 ton batang sorgum.
"Batang sorgum ini, bisa dimanfaatkan untuk makanan dan minuman jus dan dibuat gula sorgum. kemudian juga batang yang dicacah untuk menjadi makanan ternak dan dicetak briket," bebernya.
Menariknya lagi, untuk tanaman sorgum ini dalam satu tahun bisa dilakukan panen 3-5 kali tergantung perawatan. Caranya juga sangat mudah, ketika sudah masa panen, batang pohon di pangkas, dan tunas tanaman akan kembali tumbuh.
"Untuk hasil panen petani tidak perlu khawatir, karena sudah ada pengepul yang siap menampung. Bahkan jika di OKU Selatan nanti sudah memiliki lahan sorgum 250 hektar, direncakan bakal dibangun pabrik pengolahan khusus," jelasnya.
Sementara itu, Herwin salah satu pengepul dan juga Penggiat sorgum asal Kabupaten Muba dibincangi, menilai potensi pengembangan sorgum di OKU Selatan sangatlah baik. Ini dilihat juga dari tekstur tanah OKU Selatan subur ini, cocok dengan tanaman Sorgum dengan hasil batang dan buah sorgum yang gemuk-gemuk.
Untuk hasil panen seperti ini, jelas Herwin, nantinya akan dijemur dan keringkan selama sekitar tiga hari terlebih dulu. Selanjutnya baru full timbang dan dikirim ke Palembang untuk proses pengolahan selanjutnya.
"Harapan kami juga, untuk tanaman sorgum di OKU Selatan ini akan semakin dikenal dan berkembang lebih besar lagi. Karena memang tanah di daerahnya memang cocok, dan hasil didapat petani juga cukup menjanjikan. Kita harap tanaman ini bisa mensejahterakan masyarakat di OKUS," timpalnya. (res)
Sumber: