Mengenal Lebih Dekat Suku Semendo, Warisan Budaya yang Kaya di Sumatera Selatan
Rumah adat Suku Semendo yang masih tetap dan terus dilestarikan--
Selain itu, Suku Semendo juga memiliki seni ukir yang khas. Mereka mengukir berbagai motif dan pola tradisional pada barang-barang seperti rumah adat, alat musik, senjata, dan hiasan kayu. Seni ukir Semendo menggambarkan keahlian dan kreativitas masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya mereka.
Bahasa juga merupakan aspek penting dari budaya Suku Semendo. Mereka memiliki bahasa sendiri yang dikenal sebagai bahasa Semendo. Meskipun penggunaannya mungkin telah berkurang seiring waktu, tetapi upaya untuk melestarikan bahasa Semendo tetap dilakukan oleh komunitas Suku Semendo.
Dalam masyarakat Semendo, keluarga dan sistem kekerabatan memainkan peran yang penting. Mereka memiliki struktur sosial yang kuat berdasarkan garis keturunan dan memegang teguh nilai-nilai keluarga seperti kebersamaan, saling membantu, dan menghormati leluhur.
Nilai-nilai ini tercermin dalam adat istiadat pernikahan, upacara kematian, dan interaksi sehari-hari dalam komunitas. Masyarakat Semendo sering digolongkan sebagai pendukung prinsip perkawinan, yang mereka personifikasikan sebagai perkawinan yang menunggu runtuh, di mana pihak laki-laki harus membayar sejumlah uang kepada pihak perempuan.
Nantinya, dia harus berperan sebagai anggota keluarga istrinya. Namun bentuk ini hanya berlaku untuk anak perempuan tertua dalam keluarga, karena setelah orang tua mencapai usia dewasa, anak perempuan tertua akan merawat mereka dan adik-adiknya.
Warisan diberikan kepada putri sulung terutama berupa sebuah rumah besar dan beberapa sawah. Mata pencaharian lain dikumpulkan menurut ajaran agama Islam yang dianut masyarakat tersebut. Sistem pengelolaan ini dipengaruhi oleh adat Simbur Cahaya yaitu kodifikasi peraturan adat yang berasal dari Kesultanan Palembang.
Mata pencaharian utama mereka adalah bercocok tanam padi dan tanaman sampingan lainnya di sawah atau ladang. Bahasa Semendo termasuk dalam kelompok bahasa Melayu yang memiliki dialek tersendiri.
Asal usul suku Semendo tidak diketahui secara pasti, salah satu versi cerita rakyat menyebutkan bahwa suku Semendo hidup bersama dengan suku Palembang sebelum kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
Sumber: