WBP Lapas OKUS Olah Karpet Telur Menjadi Hiasan Rumah yang Cantik

WBP Lapas OKUS Olah Karpet Telur Menjadi Hiasan Rumah yang Cantik

Warga Binaan Permasyarakatan (WBP), Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Muaradua, OKU Selatan memanfaatkan kardus bekas dan karpet telor didaur ulang untuk dijadikan hiasan rumah yang berbentuk ayam.-Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-

MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Warga Binaan Permasyarakatan (WBP), Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Muaradua, OKU Selatan terus memanfaatkan kardus bekas dan karpet telor didaur ulang untuk dijadikan hiasan rumah yang berbentuk ayam.

Kerajinan tangan itu sendiri dilakukan oleh para WBP Lapas Kelas IIB Muaradua, OKU Selatan didalam kamar tahanan guna meningkatkan keahlian serta mengisi waktu luang dan mencari penghasilan.

Dimana, hasil dari Kerajinan tangan itu sendiri berbentuk hiasan rumah bergambarkan selayaknya ayam yang dijual oleh mereka disaat ada kunjungan tamu dan keluarga WBP yang datang.

Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Lapas Kelas IIB Muaradua OKU Selatan, Reza Yudhistira Kurniawan, A. Md., IP., SH., M. Si, Senin (20/11).

BACA JUGA:Pengajuan Sumur Bor di Lapas Kelas IIB Muaradua OKU Selatan Terus Terkatung-katung

Dikatakannya, mengingat saat ini sedang ngetren hiasan rumah berbentuk ayam, sehingga WBP memanfaatkan peluang tersebut guna mendapatkan uang tambahan.

"Selama ini sudah mencapai ratusan produksi hiasan tersebut, mereka hanya menggunakan kardus bekas dan karpet telor yang diaduk hingga menjadi sebuah karya," terangnya.

Untuk penjualan sendiri sementara ini hanya dilakukan disaat ada pengunjung baik dari keluarga WBP maupun tamu Lapas Kelas IIB Muaradua.

"Dijual pas ada keluarga datang, pameran kalau ada tamu atau kegiatan Lapas, kita memang kalau menjual ke luar daerah atau ke pasar," bebernya.

BACA JUGA:Dari Lapas Martapura, Kerajinan Patung Naga Dipesan Hingga Jakarta dan Bali

Mengenai ukuran, ada beberapa jenis, diantaranya ukuran kecil mereka menjual dengan harga Rp. 10.000, ukuran sedang Rp. 20.000, dan ukuran besar bekisar di Rp. 30.000 dan seterusnya.

"Kalau yang memperoduksi dalam 1 kamar ada sekitar 20 orang, dan setiap kamar ada yang membuat sembari mengajarkan ke yang lain, karena kalau yang sudah terbiasa membuat dan selesai masa hukuman maka ada pengganti," cetus Reza.

Selain itu juga, sejauh ini sudah dilakukan pemasaran oleh mereka dengan cara memberikan atau dijual untuk oleh-oleh bagi keluarga atau tamu dari jauh.

"Dengan adanya kegiatan kerajinan tangan ini WBP tidak merasa jenuh, serta bukan semata-mata dikurung tanpa ada manfaat, namun mereka sama saja layaknya masyarakat diluar, hanya saja mereka terbatas ruang lingkupnya," tandasnya. (Dal)

Sumber: