Wah Ternyata, Penurunan Produksi Kopi di OKU Selatan Akibat Beralihnya Petani ke Tanaman Lain

Kamis 28-12-2023,17:10 WIB
Reporter : Hamdal Hadi
Editor : Rendi Kurniawan

Muaradua, HARIAOKUS.COM - Produktivitas komoditas kopi di Bumi Serasan Seandanan telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menyusul banyaknya petani kopi yang memilih beralih ke tanaman lain.

Data statistik menunjukkan bahwa luas lahan produktif kopi di Kabupaten OKU Selatan, yang mencapai puncaknya pada 4 tahun terakhir dengan total 70.779 hektar, mengalami penurunan menjadi 50.021 hektar sejak tahun 2019.

Kepala Dinas Pertanian OKU Selatan, Syahtomi, SP., M.M, menjelaskan bahwa penurunan produktivitas kopi ini disebabkan oleh persepsi petani bahwa tanaman kopi sudah tidak lagi menghasilkan secara maksimal.

Oleh karena itu, banyak petani memilih beralih ke tanaman seperti jagung, pisang, dan pepaya.

BACA JUGA:Polda Sumsel Gelar Tabligh Akbar dan Doa untuk Pemilu Damai 2024

"Pengurangan ini disebabkan oleh kopi yang sudah tua dan tidak lagi menghasilkan dengan maksimal. Oleh karena itu, petani lebih memilih untuk beralih ke tanaman jagung, pisang, dan pepaya," ujarnya.

Menurut Syahtomi, hasil rata-rata kopi di OKU Selatan per hektar hampir mencapai 7,6 kwintal. Meskipun angka ini masih tergolong produktif, petani lebih memilih tanaman alternatif yang dapat memberikan hasil lebih cepat.

"Kopi merupakan tanaman yang hanya memberikan panen sekali dalam setahun. Jika sudah tidak produktif, petani lebih memilih menebangnya dan menggantinya dengan jagung karena jagung memiliki siklus panen yang lebih cepat," tambahnya.

BACA JUGA:OKU Selatan Adakan Tempat Seru Untuk Nongkrong di Tahun Baru

Meski mengalami penurunan, OKU Selatan tetap diakui sebagai wilayah sentra produksi kopi. Di 19 kecamatan, mayoritas petani masih berfokus pada tanaman kopi, meskipun beberapa mulai beralih ke tanaman lain.

"Meskipun perbandingan antara kopi dan jagung di sebagian besar kecamatan masih menunjukkan luas kebun kopi yang lebih besar, ada beberapa kecamatan yang baru mulai mengembangkan tanaman alternatif," ungkapnya. (Dal)

Kategori :