Keraton Nusantara, Warisan Berusia Ratusan Tahun yang Tetap Eksis Hingga Kini

Sabtu 10-02-2024,12:16 WIB
Reporter : Rendi Kurniawan
Editor : Rendi Kurniawan

HARIANOKUS.COM - Indonesia membanggakan kekayaan sejarah dan budayanya, yang tercermin dalam keberadaan keraton atau istana kerajaan di berbagai daerah Nusantara.

Keraton merupakan pusat kekuasaan, keagamaan, dan kebudayaan pada masa lalu, dan meskipun banyak yang tidak lagi berfungsi secara resmi, namun masih menjadi saksi bisu perjalanan bangsa.

Menurut Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebelum kemerdekaan Indonesia, terdapat sekitar 250 keraton atau kerajaan di Nusantara, dari Kesultanan Aceh hingga Keraton Papua Barat.

Namun, dengan perubahan zaman, banyak di antaranya mengalami kemunduran atau bahkan hilang.

BACA JUGA:5 Wilayah Negara Terkecil di Dunia: Luasnya yang Kecil, Pesona yang Besar

Saat ini, hanya sekitar 54 keraton atau kerajaan yang masih eksis dan terdaftar di Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Keraton Ismahayana Landak

   Keraton ini terletak di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, didirikan pada tahun 1292 Masehi oleh Raja Landak I, keturunan Sriwijaya. Dengan nuansa Melayu yang kental, keraton ini memiliki tiga bangunan utama dan menyimpan berbagai artefak bersejarah.

2. Keraton Kasepuhan

   Berada di Kota Cirebon, Jawa Barat, keraton ini adalah bagian dari Kesultanan Cirebon yang didirikan pada tahun 1529 Masehi oleh Pangeran Mas Zainul Arifin. Arsitekturnya memadukan unsur Jawa, Islam, dan Eropa, dengan patung macan putih sebagai ciri khasnya.

3. Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat

   Didirikan pada tahun 1755 Masehi oleh Sultan Hamengkubuwono I, keraton ini terletak di Kota Yogyakarta, DIY. Dengan tujuh pelataran yang berbeda fungsi, keraton ini juga memiliki museum yang menyimpan koleksi seni dan benda bersejarah.

BACA JUGA:Touring di Musim Penghujan, Gak Masalah! Persiapkan Ini

4. Keraton Sumbawa

   Terletak di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, keraton ini didirikan pada tahun 1674 Masehi oleh Sultan Muhammad Kaharuddin I, keturunan Majapahit. Arsitekturnya bergaya Melayu dan Arab, dengan berbagai bangunan penting di dalamnya.

Kategori :