MUARADUA, HARIANOKUS.COM – Warga Kabupaten OKU Selatan kembali melontarkan keluhan terhadap pelayanan Bank Sumsel Babel Cabang Muaradua. Setelah sebelumnya banyak warga yang kecewa akibat pengajuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang dipersulit, kini keluhan serupa muncul terkait pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat.
Keluhan ini salah satunya diungkapkan EW, seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Selatan.
Dirinya mengaku kecewa terhadap proses pengajuan KUR di Bank Sumsel Babel Cabang Muardua, sehingga akhirnya ia pun memilih untuk menarik kembali jaminan yang ia serahkan untuk pengajuan KUR di bank tersebut setelah merasa kecewa dengan lambannya proses dan ketidakjelasan dari pihak bank.
BACA JUGA:Diduga Hanya Prioritaskan ASN, KPR Bank Sumsel Babel Muaradua Tuai Kecaman
EW menjelaskan bahwa sejak melunasi pinjaman sebelumnya pada Agustus 2024, ia langsung mengajukan permohonan KUR untuk memperkuat usaha yang ia jalankan. Namun, meskipun sudah hampir setahun berlalu hingga Maret 2025, status pengajuan KUR-nya tak kunjung ada kejelasan.
“Sudah hampir tujuh bulan saya menunggu, tapi tidak ada kabar. Tidak ada keputusan diterima atau ditolak, hanya diam saja. Bagaimana kami bisa berkembang kalau seperti ini?” ungkap EW dengan rasa kecewa.
Menurut EW, ia telah mematuhi semua prosedur yang berlaku, mulai dari pengisian formulir hingga penyerahan dokumen yang diperlukan. Namun, pelayanan yang diterimanya sangat lamban dan minim informasi. Kondisi ini membuatnya merasa tidak dihargai sebagai nasabah dan pelaku usaha kecil.
“Saya bukan orang kaya, usaha saya sangat bergantung pada modal. Tapi kenapa malah dipersulit lagi setelah saya melunasi pinjaman sebelumnya?” tambahnya.
BACA JUGA:Bandara SMB II Palembang Raih 3 Penghargaan di ASQ Awards 2024
BACA JUGA:Kajati Sumsel Resmikan Dua Fasilitas Baru di Kejari OKU Timur
Akhirnya, karena merasa tidak ada jalan lain, EW memutuskan untuk menarik kembali jaminan yang telah dia serahkan kepada Bank Sumsel Babel Cabang Muaradua. Meskipun kecewa, ia berharap KUR tetap bisa menjadi solusi bagi masyarakat kecil, seperti yang diharapkan pemerintah.
Harapan Besar pada KUR yang Tak Terwujud
EW menyatakan bahwa program KUR seharusnya menjadi solusi untuk membantu pelaku UMKM dalam mendapatkan akses permodalan. Namun, kenyataannya justru membuatnya merasa kesulitan dan diperlakukan tidak adil.
“Saya yakin banyak warga lain yang mengalami hal serupa, namun memilih diam karena merasa tak berdaya melawan sistem bank yang berbelit-belit dan lambat,” tambahnya.