Ketika Longsor, Terdengar Suara Seperti Bom dan Gemuruh Gempa

Ketika Longsor, Terdengar Suara Seperti Bom dan Gemuruh Gempa

WARKUK RANAU SELATAN - Senin (18/7) malam sekitar pukul 21:00 WIB, hujan masih turun deras. Tiba-tiba Dumm.... suara gemuruh terdengar datang semakin mendekat jelas. Lampu listrik saat itu sudah padam. Dalam kondisi gelap gulita, dan terdengar semua berteriak, semua langsung berlarian keluar rumah.

Sekilas itulah cerita yang bisa digambarkan, Sudarmin (60) warga Desa Vila Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, OKU Selatan yang menjadi salah satu korban bencana tanah longsor.

Rumahnya saat ini habis tergusur oleh material tanah dan bebatuan yang datang dari bukit Gunung Aji, persis sekitar ratusan meter dibelakang rumahnya.

"Dengar suara seperi bom itu, lalu ada gemuruh ya kami semua panik. Saya langsung bawa istri saya keluar rumah. Alhamdulilah saat itu, waktu sampai diluar rumah tanah dan batu-batu itu baru menimpa rumah saya," ungkap Sudarmin, saat dibincangi Sumatera Ekspres, Selasa (19/7).

Dilokasi rumahnya, yang juga berbarisan dengan pabrik tahu tempe, Darmin menceritakan ada satu rumah yang diisi oleh anak angkatnya yakni Sandi (21) dan Melani (20). Mirisnya saat kondisi bencana terjadi, keduannya yang sempat menyelamatkan diri terkendala karena terjepit reruntuhan material.

"Sedihnya, istri anak angkat saya itu sedang hamil sekitar 8 bulan. Sewaktu mau menyelematkan diri keluar rumah kakinya justru sempat tertimpa seperti rutuhan tembok. Dia terjepit, dan mungkin sekitar satu setengah jam setelah itu baru bisa dibantu selamatkan," ungkapnya kembali mengingat.

Setelah dengan bebagai upaya untuk mengevakuasi, satu korban ibu hamil tersebit bisa diselamatkan. Namun, dari informasi yang didapat sementara, ibu hamil tersebut diungsikan dan dilakukan penggobatannke salah satu bidan desa terdekat.

"Alhamdulilah, semua selamat. Untuk anak angkat saya perumpuan yang sedang hamil ini, ada cedera dikakinya. Sekarang sedang kita rujuk ke Rumah sakit Daerah," bebernya.

Selain Sudarmin, satu korban lain yang rumah yang mengalami kondisi rusak parah tertimpa longsor yakni Suratno (60). Dia juga menceritakan begitu cepatnya kejadian lingsor yang menimpa rumahnya saat itu.

 BACA JUGA:Tim Gabungan Masih Terus Lajukan Evakuasi Longsor di WRS

"Kejadiannya saat itu skitar jam 9 malam. Saya saat itu sama istri baru selesai sholat Isya. Hujan deras dari jam 7 malam saat itu. Lalu tiba-tiba dengar suara gemuruh seperti gempa dari belakang rumah. Saat itu juga saya langsung gandeng istri dan anak saya keluar rumah," ungkapnya.

Dia juga menceritakan jika kejadian saat itu cukup mencekam. Terlebih semua sedang gelap gulita, karena lampu padam.

"Gak ada pikiran apapun saya saat itu. Cuma mau menyelamatkan istri dan anak saya. itulah saatbitu, semua saya gandeng kekuar rumah semua," ingatnya.

Lanjut pria yang merupakan petani kopi itu, saat semua keluargannya sampai diluar rumah. Seketika reruntuham tanah longsor itu menimpa rumahnya. Rumahnya pun bahkan sepat terseret hingga sekitar 7 meter.

"Semua barang-barang masih dirumah, semua tertimpa. Gak ada yang bisa diselamatkan saat itu. Tetapi bagi saya alhamdulilah, yang penting anak dan keluarga saya selamat," ungkapnya.

Dia juga menceritakan, selepas rumahnya tergusur lingsor, beberapa waktu saat itu datang beberapa warga dan tim bantuan datang untuk memberika. bantuan evakuasi.

Setelah istri dan anaknya diungsikan ke rumah saudaranya tempat lebih aman. Dia mengaku baru mulai melajukan. evakuasi barang barang berhaga yang bisa diselamatkan.

"Semalaman ini saya gak bisa tidur. Sedih melihat rumah dan barang-barang saya semua habis. Saya dan korban-korban lain, tentu sangat mengharap kedepan ini ada bantuan-bantuan dari pemerintah, dalam hal makanan atau pun bantuan rumah untuk kembali membangun tempat tinggal," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Desa Vila, Reza Fahlevi dibincangi terkait kejadian bencana longsor tersebut menjelaskan jika ini merupakan salah satu dari 7 titik bencana longsor yang cukup besar.

Dia menjelaskan jika kronologis bencana tersebut, diduga karena intensitas hujan yang cukup deras sejak pukul 7 malam. Dan puncaknya pukul 9 malam, hujan semakin deras mengakibatkan puncak lereng bukit gunung Aji menjadi runtuh.

"Ada 3 rumah yang tertimpa. 2 diantarannya rusak parah dan satu rumah rusak ringan. Untuk korban-korban, saat ini sudah kita lakukan evakuasi, ke rumah warga lain. Satu korban  ibu hamil sedang dialakukan pengobatan ke salah satu bidan desa," ujarnya.

Atas kejadian ini, Reza juga menyebut akses jalan satu satunya dari kabupaten OKU Selatan menuju Lampung Barat terputus. Karena sekutar 300 meter badan jalan tertimpa reruntuhan material lingsor, dan sekarang sedang dilajukan evakuasi pembukaan jalan.

"Total saat ini estimasi seluruh kerugian yang didapat tiga korban ini mencapai sekitar 300 juta," jelasnya. (end)

Sumber: