Lamine Yamal, Bocah 16 tahun Fenomenal Yang Tengah Mencuri Perhatian

 Lamine Yamal, Bocah 16 tahun Fenomenal Yang Tengah Mencuri Perhatian

Pemain muda Barcelona Lamine Yamal diprediksi bakal menjadi bintang masa depan. Dia bermain cemerlang dalam laga melawan Villareal.--

HARIANOKUS.COM - Barcelona sukses meraih kemenangan dengan skor tipis 4-3 saat berkunjung ke markas Villarreal.

Pemain berusia 16 tahun yang tengah mencuri perhatian, Lamine Yamal, sekali lagi menunjukkan performa gemilang dengan aksinya yang brilian di lapangan.

Bertanding sebagai pemain inti di Estadio de la Cerámica, penyerang sayap kelahiran 13 Juli 2007 ini menjadi ancaman serius bagi pertahanan tuan rumah.

Pada menit ke-12, dia memberikan assist brilian yang menghasilkan gol oleh Gavi. Selain itu, Yamal melepaskan total empat tembakan dan berhasil melakukan tiga dribel, yang membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam pertandingan dengan skor 8,3 menurut WhoScored.

Atas penampilannya yang mengesankan, Lamine Yamal mendapat pujian khusus dari pelatih Barcelona, Xavi Hernandez.

"Harapan saya terhadap Yamal sangat besar. Dia menjadi starter bukan karena keinginan pelatih. Keputusannya hampir selalu benar. Dia pintar. Dia luar biasa," ujar Xavi kepada media, seperti yang dikutip dari Marca.

Meskipun usianya masih sangat muda, kemampuan pemain kaki kiri yang sering disebut sebagai "Mini Messi" ini dalam menggiring bola dan melepaskan tembakan cukup mengesankan Xavi.

"Dia memiliki potensi besar. Dia rendah hati, bekerja keras, mencintai sepak bola. Saya melihat dia siap bermain. Fakta bahwa usianya baru 16 tahun benar-benar membuat saya terkesan," pujian Xavi.

Xavi berharap Lamine Yamal dapat tetap lama bersama Barcelona.

"Saya berharap dia akan tetap di Barcelona selama bertahun-tahun. Saya yakin tidak akan ada masalah dalam manajemennya. Dia senang di sini," tambahnya.

Tidak hanya itu, legenda Barcelona dan Spanyol ini juga meyakini bahwa pemain muda ini akan segera dipanggil untuk bermain di tim nasional Spanyol.

"Saya ingin melihatnya bermain untuk tim nasional Spanyol. Dia belum berbicara kepada saya tentang rencananya," kata Xavi.

Selain memuji Yamal, Xavi juga memberikan pujian kepada Ferran Torres yang berhasil mencetak gol setelah masuk sebagai pemain pengganti.

Gol tersebut sangat penting karena Villarreal sempat berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal 0-2.

Setelah gol Gavi yang diikuti dengan gol dari Frenkie de Jong pada menit ke-15, tuan rumah berhasil membalas dengan tiga gol yang dicetak oleh Juan Foyth (26′), Alexander Sorloth (40′), dan Alex Baena (50′).

Namun, Torres berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-68 sebelum akhirnya Robert Lewandowski mencetak gol kemenangan setelah menerima umpan dari tembakan Yamal yang mengenai tiang gawang.

"Tentu saja dia menginginkan kesuksesan di Barcelona. Saya sangat senang untuknya. Dia rendah hati dan selalu berusaha keras. Dia berhasil menyamakan kedudukan dalam pertandingan sulit. Saya selalu mengatakan bahwa dia adalah contoh yang baik. Perubahan adalah kunci untuk meraih tiga poin," ungkap Xavi.

Namun, Xavi mengungkapkan sedikit ketidakpuasannya terhadap performa pertahanan timnya.

"Kami tampil sangat baik dalam menyerang, tetapi kami kebobolan terlalu banyak saat bertahan. Hari ini kami mengalami kesulitan dalam pertahanan, meskipun kami tahu bahwa Villarreal bukan tim yang mudah untuk dikalahkan," tambahnya.

Sementara itu, Torres merasa puas dengan penampilannya.

"Saya telah bekerja keras, dan saya merasa puas dengan apa yang telah saya lakukan. Kerja keras ini akhirnya membuahkan hasil. Yang paling penting adalah dapat membantu tim," ungkap Torres.

Dari pihak Villarreal, pelatih Quique Setién menyatakan bahwa hasil imbang ini adalah hasil yang pantas bagi timnya.

Menurutnya, mereka tampil sangat baik di babak pertama.

"Kami berhasil membuat tim hebat seperti Barcelona merasa sangat tidak nyaman. Pada babak pertama, saya pikir kami lebih baik dari mereka, dan kami berhasil bangkit setelah tertinggal dua gol," tutur Setién.

Setién melihat bahwa hasil imbang ini sebagian besar disebabkan oleh masalah fisik.

"Seiring berjalannya pertandingan, kami mulai kehilangan energi dan pada akhirnya kami tidak mampu menghentikan mereka," tandasnya. (*)

Sumber: