Buruh Bangunan Menjerit, Keluhkan Harga Beras yang Tinggi
Buruh Di OKUS Keluhkan Harga Beras--
"Paling tidak, Pemerintah Kabupaten bisa melakukan inspeksi harga beras di pasar dan menyesuaikannya dengan penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah," harapnya.
Di tempat yang berbeda, Yono (41), seorang warga Kecamatan Buay Rawan, mengalami masalah yang serupa, di mana dia hanya bisa membeli beras dalam jumlah kecil akhir-akhir ini.
“Harga beras memang sudah tinggi, dengan yang paling murah sekitar Rp. 11.500 dan itu pun kualitasnya rendah. Cara mengatasinya, kami hanya membeli 3 kilogram sekaligus, karena kami harus menyesuaikan dengan penghasilan kami," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa sebagai buruh bangunan, dia hanya mendapatkan upah harian sekitar Rp. 65.000-70.000, sedangkan kebutuhan hidup mereka tidak hanya sebatas beras, tetapi juga termasuk biaya pendidikan anak-anak dan lainnya.
BACA JUGA:Menjanjikan, Petani di Buay Pemaca Budidayakan Tanamam Naga
“Terkadang, kami merasa putus asa, tetapi tidak ada gunanya menangis. Kami hanya bisa bersyukur, meskipun sering kali kami harus berhemat di sana-sini," ujarnya.
Sementara itu, Andi, seorang warga Desa Pendagan, Kecamatan Muaradua, juga mengalami masalah yang sama dan mengatakan bahwa kenaikan harga beras telah memberikan dampak yang besar pada kehidupannya.
“Dampaknya besar, karena itu meningkatkan beban pengeluaran kami. Biasanya kami membeli beras sebanyak 5 kilogram, tetapi sekarang itu tidak lagi mungkin karena keterbatasan uang," tambahnya.
Harga beras saat ini berkisar antara Rp. 11.500 hingga Rp. 14.000, tergantung kualitasnya. (Dal)
Sumber: