Filosofi Warna Merah dalam Perayaan Imlek: Melawan Monster dan Simbol Kebahagiaan

Filosofi Warna Merah dalam Perayaan Imlek: Melawan Monster dan Simbol Kebahagiaan

Filosofi Warna Merah dalam Budaya Tionghoa-foto: IST-

HARIANOKUS.COM - Dengan mendekati perayaan Imlek yang akan tiba pada tanggal 10 Februari, masyarakat Tionghoa mulai memasang berbagai ornamen berwarna merah sebagai bagian dari tradisi tahun baru mereka.

Namun, kehadiran warna merah dalam perayaan Imlek tidak semata-mata sebagai pemanis visual, melainkan memiliki sejarah dan filosofi yang dalam.

Imlek, atau yang dikenal sebagai Guo Nian dalam bahasa Mandarin, memiliki kisah lama dalam masyarakat Tiongkok.

Ribuan tahun yang lalu, Guo Nian dianggap sebagai monster menakutkan yang muncul di akhir tahun dan membuat ketakutan di pemukiman manusia.

Monster ini tidak hanya menakuti penduduk, tetapi juga kelaparan, memakan manusia dan hewan ternak.

BACA JUGA:Tanaman Pacar Air, 8 Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit! Penasaran? Yuk Simak!

Masyarakat Tionghoa pada masa itu menyadari bahwa Guo Nian takut pada warna hitam pekat dan suara petasan.

Oleh karena itu, mereka mulai mendekorasi rumah mereka dengan ornamen berwarna merah seperti Chunlian, Jian Zhi, dan potongan kertas China.

Tujuannya jelas: untuk menakuti monster Guo Nian dan menjaga pemukiman mereka tetap aman.

Warna merah dalam perayaan Imlek melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa.

Penggunaan warna ini tidak terbatas pada dekorasi rumah saja, tetapi juga pada pakaian.

Saat ini, merah sering digunakan sebagai hiasan selama perayaan Imlek, menciptakan atmosfer kegembiraan dan harapan akan keberuntungan di tahun yang baru.

Selain dekorasi rumah dan pakaian, warna merah juga menjadi ciri khas dalam dua elemen penting perayaan Imlek:

1. Amplop Merah (Angpau):

Sumber: