Muaradua: Legenda dan Sejarah yang Membentuk Identitas Kota di OKU Selatan

Muaradua: Legenda dan Sejarah yang Membentuk Identitas Kota di OKU Selatan

Muaradua oku selatan-Fhoto:Ist-

Harianokuselatan.com Sejarah sering kali membentuk dasar dan identitas sebuah tempat, dan beberapa sejarah memiliki latar belakang yang sangat menarik. Salah satunya adalah sejarah kota Muaradua di Kabupaten OKU Selatan, Indonesia.

Nama "Muaradua" memiliki makna mendalam, yang merujuk pada pertemuan dua muara sungai, yaitu Sungai Selabung dan Sungai Saka, yang bertemu di wilayah ini.

BACA JUGA:Megawati dan Prabowo Diminta Bertemu Sebelum Kongres PDIP

BACA JUGA:Rektrumen Anggota Baru Kepolisian Bakal Lebih Ketat, Ini Hasil Rapat Penerimaan TA 2025

Asal usul nama Muaradua, serta cerita tentang pertemuan dua sungai ini, memberikan identitas unik bagi kota ini dan menjadi dasar sejarah yang kaya.

Muaradua terletak di tengah Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan. Lokasi strategisnya memberikan karakteristik geografis yang menarik, terletak antara Lingkungan Simpang Pendagan dan Lingkungan Pasar Lama.

Namun, yang menjadikan Muaradua istimewa adalah asal usul namanya, yang berkaitan dengan dua muara sungai yang bertemu di wilayah tersebut.

Kata "Muaradua" terdiri dari dua komponen penting: "Muar" yang berarti muara sungai, dan "Dua" yang berarti angka dua dalam bahasa Indonesia. Gabungan kata ini menggambarkan pertemuan dua muara sungai.

BACA JUGA:Polres Musi Rawas Tangkap Pelaku Illegal Drilling di Muara Lakitan

BACA JUGA:Legenda Danau Ranau: Kisah Pohon Haru dan Sepasang Naga

Sungai Selabung dan Sungai Saka adalah dua sungai yang dimaksud, yang berasal dari muara Sungai Komering, salah satu sungai utama di Sumatera Selatan. Perpaduan kedua sungai ini membentuk geografi unik kota Muaradua, dengan makna simbolis yang mendalam.

Selain identitas geografis, sungai-sungai ini juga memegang peranan penting dalam sejarah dan budaya kota ini. Legenda tentang asal usul nama Muaradua telah menjadi bagian integral dari sejarah masyarakat OKU Selatan, diwariskan dari generasi ke generasi.

Peran sungai dalam perkembangan ekonomi dan sosial kota Muaradua juga sangat signifikan. Sungai Komering, hasil dari perpaduan Sungai Selabung dan Sungai Saka, menjadi jalur vital bagi perdagangan dan transportasi. Aktivitas seperti perikanan, pertanian, dan perdagangan berkembang di sepanjang sungai ini, memberikan mata pencaharian bagi masyarakat setempat.

Di sekitar muara sungai, terdapat peninggalan sejarah dari masa penjajahan Belanda, termasuk pondasi jembatan gantung dan sebuah batu unik yang bentuknya mirip kodok. Batu ini dipercaya memiliki makna spiritual bagi penduduk setempat, digunakan untuk berdoa atau memohon pertolongan dalam urusan penting.

Sumber: