"Penyesuaian harga BBM itu berdampak pada harga-harga yang harus dibayar oleh kelompok penduduk miskin dan ini berpengaruh pada daya beli penduduk miskin," ujar Margo.
Sementara dalam laporannya, BPS mencatat peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) memberikan kontribusi terhadap total garis kemiskinan sebesar Rp 397.125 (74,15%), sedangkan kontribusi Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) hanya sebesar Rp 138.422 (25,85%).
Komoditas makanan memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan per September 2022 baik di perkotaan maupun di pedesaan.
"Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,98% di perkotaan dan 22,96% di pedesaan,"ujar ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam siaran persnya. (***)