Dampak Digitalisasi: Peminat Baca Buku di Perpustakaan OKUS Turun

Rabu 16-08-2023,09:15 WIB
Reporter : Hamdal Hadi
Editor : Rendi Kurniawan

MUARADUA, Harianokus.com Dampak dari perubahan digitalisasi mulai terasa di OKU Selatan, masyarakat kini lebih cenderung mengakses pengetahuan melalui media digital, sehingga mengakibatkan penurunan minat baca buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Situasi ini mengindikasikan bahwa minat baca buku dari kalangan masyarakat umum semakin minim. Fokus kunjungan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan OKU Selatan sebagian besar dilakukan oleh siswa sekolah dasar (SD).

BACA JUGA:Dinas Perpustakaan Serahkah Pojok Baca Ke BKPSDM

Walaupun masih ada minat baca buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan OKU Selatan, mayoritas pengunjung adalah siswa SD. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan OKU Selatan, Juproni, S. Pd., M. Pd, menjelaskan bahwa fenomena ini mungkin disebabkan oleh perkembangan digitalisasi.

"Meskipun jumlah pengunjung masih cukup banyak, namun yang datang hanyalah siswa SD. Kemungkinan karena dampak digitalisasi, minat masyarakat umum untuk mengunjungi perpustakaan menurun," ungkap Juproni saat dihubungi pada Selasa (15/08).

Juproni menyebut bahwa minat baca buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan OKU Selatan secara umum telah meningkat, meskipun belum terlihat signifikan pada masyarakat umum.

Mayoritas pengunjung adalah siswa SD yang melakukan kunjungan dalam rangkaian kegiatan membaca di sekolah.

"Dalam sehari, sekitar 40 siswa datang untuk membaca buku karena diarahkan oleh guru. Namun, pengunjung dari kalangan masyarakat umum masih minim," tambahnya.

BACA JUGA:Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Luncurkan Program Silang Layan

Juproni berharap bahwa pengunjung tidak hanya membaca buku secara tekstual, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kami berusaha untuk melibatkan siswa SD agar mereka tidak hanya membaca, tetapi juga berbagi cerita dengan yang lain. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan cukup menarik bagi mereka. Selain itu, koleksi buku yang ada sudah berbasis inklusi, artinya beragam jenis buku telah disediakan," jelasnya.

Hingga saat ini, layanan di perpustakaan masih dilakukan secara manual, termasuk proses peminjaman buku. Semua orang, tidak hanya pelajar, bisa meminjam buku jika ada kebutuhan.

"Namun, kami masih menghadapi kendala terkait fasilitas. Kami berharap bahwa semua kecamatan dapat dijangkau oleh perpustakaan, namun keterbatasan sumber daya membuat hal tersebut belum dapat direalisasikan," pungkasnya. (Dal)

Kategori :