Potensi Akar Bambu Untuk Hasil Pertanian yang Bermutu

Potensi Akar Bambu Untuk Hasil Pertanian yang Bermutu

--

Harianokus.Pupuk organik sangat bermanfaat pada peningkatan produktivitas petani, baik kualitas maupun kuantitas hasil petanian, mengurangi pencemaran lingkungan, hingga dapat mempertahankan kualitas lahan secera berkelanjutan. Efek penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktifitas dan mencegah degradasi lahan.

 

Pupuk organik berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang bagus. Fungsi pupuk organik secara kimia yaitu menyediakan zat hara makro seperti N, P dan K serta menyediakan zat hara mikro seperti Zn, Cu, Mo dan Mn, meningkatkan KTK tanah, membenuk senyawa kompleks dengan Ion logan yang menjadi racun pada tanaman. 

 

Sudah sejak lama, petani mengenal pupuk organik bahkan sebelum revolusi hijau di Indonesia terjadi. Namun petani masih saja menggunakan pupuk buatan atau pupuk kimia, hal ini dilakukan oleh petani karena penggunaan pupuk kimia dinilai lebih praktis dan cepat membuahkan hasil yang diinginkan tanpa memikirkan dampak buruk dari pupuk kimia dalam jangka panjang.

 

Sebagian dari petani kini menyadari bahaya tersebut, sehingga ada beberapa petani yang memutuskan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan pemanfaatan bahan alami yang diolah untuk dijadikan untuk pupuk organik cair. 

 

Bahan organik tanah merupakan kunci utama kesehatan tanah baik fisik kimia maupun biologi tanah. Namun kenyataanya lahan pertanian di Indonesia banyak yang mempunyai kadar bahan organik kurang dari 1%. Padahal menurut ilmuan, kadar organik yang optimun untuk pertumbuhan tanaman sekitar 3% sampai 5%. Penggunaan pupuk organik cair mampu menjadi salah satu solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan.

 

 

Pada pupuk organik cair mengandung bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik cair akar bambu yang diolah menjadi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan bakteri yang aktif mengkoloni akar tanaman dengan memiliki tiga peran utama bagi tanaman yaitu sebagai biofertilizer, PGPR mampu mempercepat proses pertumbuhan tanaman melalui percepatan penyerapan unsur hara, sebagai biostimulan, PGPR dapat memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi fitohormon dan sebagai bioprotektan, PGPR melindungi tanaman dari patogen.

 

 

Plant Growth Promoting Rhizobacteria dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengembalikan kesuburan tanah karena beberapa bakteri dari kelompok bakteri penambat nitrogen seperti genus Azospirillum, Rhizobium, Azotobacter dan bakteri pelarut fosfat seperti genus Bacillus, Pseudomonas, Arthrobacter, Bacterium, dan Mycobacterium (Biswas et al., 2000). 

 

 

 

Pada tanggal 4 Februari 2023 kelompok KKN 24 Universitas Mercu Buana Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui KKN dengan berbagi ilmu kepada kelompok tani SIDO DADI padukuhan Sempon Kulon, Dadapayu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagi ilmu mengenai bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair dengan akar bambu bertempat di Balai Padukuhan Sempon kulon.

 

Program pengabdian ini diambil dengan alasan bahwa melimpahnya tanaman bambu yang tumbuh di wilayah tersebut yang selama ini belum banyak dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik. Akar tanaman bambu biasanya dibiarkan secara percuma padahal kandungan senyawa organik dan mineral didalamnya sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.

 

Tujuan dari kegiatan pengabdian mengenai bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair dari akar bambu adalah mengenalkan manfaat penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pemupukan yang lebih ramah lingkungan, tidak menimbulkan efek buruk pada tanah dalam jangka waktu yang panjang sekaligus membagi ilmu kepada kelompok tani bagaimana cara membuat pupuk organik cair dengan memanfaatkan potensi tanaman bambu yang jumlahnya melimpah di wilayah tersebut dengan mengolah akarnya untuk dijadikan pupuk yang efektif dan efesien serta murah biaya.

 

 

 

Dalam pemaparanya kami menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai manfaat dan kelebihan akar bambu untuk dijadikan sebagai pupuk organik ( PGPR ) serta mempraktikan cara pembuatan pupuk didepan kelompok tani. Bahan yang digunakan untuk hasil satu galon aqua pupuk organik cair meliputi akar bambu yang sudah kering sebanyak satu genggam, terasi satu jengkal, gula pasir 250 gram, air cucian beras 1 liter, kapur sirih 1 sdt, air matang sebanyak 14 liter.

 

Tri Hastomo selaku kepala Padukuhan Sempon Kulon menegaskan bahwa “Pembuatan pupuk organik cair dari akar bambu untuk bahan dan peralatan yang digunakan sangat mudah dicari di lingkungan sekitar” Sabtu 4/2/2023 pukul 12.45.

 

 

 

 

Dalam pelaksanaan program pengabdian bidang peratanian ini, respon kelompok tani dan masyarakat cukup antusias dengan bukti banyak anggota kelompok tani yang aktif bertanya terkait berapa pemberian dosis yang sesuai untuk aplikasi pupuk organik cair akar bambu untuk digunakan sebagai pupuk tanaman pangan ( jagung ) yang tepat.

 

Pak Kasiran selalu ketua kelompok tani Padukuhan Sempon Kulon mengatakan bahwa “Kegiatan sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk organik cair dari akar bambu ini sangat berguna karena pembuatan pupuk organik ini baru pertama kali dilakukan di Padukuhan Sempon Kulon yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN kelompok 24 Mercu Buana Yogyakarta.” Sabtu 4/2/2023 pukul 13.32 WIB. 

 

 

Harapan kami setelah kegiatan ini selesai masyarakat khususnya petani dapat mempraktekan materi yang sudah disampaikan dan hasilnya bermanfaat untuk peningkatan produktifitas hasil tanaman yang dibudidayakan dengan biaya oprasional budidaya pertanian yang hemat, murah dan efektif. “Kegiatan praktek pembuatan pupuk organik cair dari akar bambu insyaallah akan dipraktekkan oleh warga khususnya Padukuhan Sempon Kulon, ucap Pak Kasiran pada Sabtu siang.”

Sumber: kkn-ppm xlii 2023 universitas mercu buana yogyakarta kelompok 24