Kemarau Mengancam, OKI Bisa Alami Hari Tanpa Hujan Terpanjang 30 Hari, Bagaimana Dengan OKU Selatan?

Ilustrasi saat musim kemarau panjang-foto: antara-
HARIANOKUS.COM -Musim kemarau telah tiba di wilayah Sumatera Selatan, dengan Badan Meteorologi, Klimatologi & Geofisika (BMKG) Sumsel memberikan peringatan bahwa beberapa wilayah di Ogan Komering Ilir (OKI) mungkin akan menghadapi Hari Tanpa Hujan (HTH) terpanjang selama 30 hari.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wan Dayantolis, meskipun hujan lokal dengan durasi pendek masih terjadi pada bulan Juli dan Agustus, namun perkiraan awal menunjukkan bahwa puncak musim kemarau di Sumsel akan terjadi.
Dia juga mengamati adanya dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya keberadaan El Nino lemah yang berpotensi meningkat menjadi moderat menjelang akhir tahun.
"Yang berpotensi meningkat menjadi moderat menjelang akhir tahun," kata Dayantolis pada Senin, 14 Agustus 2023.
BACA JUGA:Bupati Minta Para Kapolsek di OKU Selatan Bantu Cegah Karhutla
Wilayah Kabupaten OKI adalah salah satu daerah yang paling terdampak, dengan catatan Hari Tanpa Hujan (HTH) terpanjang mencapai 21-30 hari.
Sedangkan kategori menengah dengan durasi 11-20 hari terjadi di beberapa wilayah seperti OKI, OI, Lahat, OKU Timur, OKU, OKU Selatan, Pagar Alam, Muara Enim, PALI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin, seperti yang dijelaskan oleh Dayantolis.
Dayantolis menekankan bahwa peningkatan durasi Hari Tanpa Hujan (HTH) menjadi tanda kekeringan meteorologis yang semakin parah, di mana curah hujan jauh lebih rendah daripada tingkat penguapan air dari permukaan bumi.
Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang mudah terbakar.
BACA JUGA:Herman Deru Kerahkan Semua Kekuatan dan Peralatan Cegah Karhutla di Sumsel
"Titik hotspot terus muncul, memerlukan upaya besar untuk mengatasi agar tidak berkembang menjadi kebakaran yang meluas," tegasnya.
Dayantolis mengingatkan semua pihak untuk menghindari aktivitas pembakaran yang dapat meningkatkan risiko kebakaran.
"Baik di perumahan, kebun, hutan, maupun lahan. Kerjasama dalam menjaga keamanan wilayah dari ancaman kebakaran sangat diperlukan," tambahnya. (*)
Sumber: