Desa di Kabupaten OKU ini Mampu Hasillkan 11 ton Bawang Tiap Kali Panen

 

SOSOH BUAY RAYAP, HARIANOKUS.COM - Desa Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menjadi salah satu sentra bawang merah yang mengesankan.

Meskipun belum mencapai tingkat produksi seperti daerah Brebes atau Padang, desa ini telah mampu menghasilkan sekitar 11 ton bawang merah per hektare setiap panen.

Heru, seorang petani bawang merah di Desa Tungku Jaya, menjelaskan bahwa dengan luas lahan 1 hektare dan satu ton bibit, mereka bisa menghasilkan sekitar 11 ton bawang merah dalam satu musim panen.

Proses panen dilakukan tiga kali dalam setahun. Lahan pertanian bawang merah di desa ini mencapai total 30 hektare, dengan variasi ukuran lahan mulai dari satu hamparan hingga 15 hektare.

Hasil produksi bawang merah dari desa ini sudah dijual ke berbagai daerah, termasuk Martapura di OKU Timur, Palembang, dan Lampung.

Meskipun produksi bawang merah saat ini mengalami penurunan harga, yaitu sekitar Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram, Heru menyatakan bahwa biasanya harga per kilogram berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.

Petani bawang merah di Desa Tungku Jaya memulai budidaya pada tahun 2016 dan terus belajar untuk meningkatkan hasil produksi.

Mereka mencari pengetahuan dan pengalaman di berbagai tempat, termasuk Jawa dan Padang. Heru mengungkapkan bahwa budidaya bawang merah di OKU memiliki potensi besar karena wilayahnya berbukit-bukit, sehingga air cepat meresap tanah.

Meskipun bawang merah memerlukan air, tetapi tidak dalam jumlah berlebih.

Pj Gubernur Sumsel, DR Drs H A Fatoni MSi, berharap bahwa produksi bawang merah di Desa Tungku Jaya akan terus berkembang dan membantu mengendalikan harga. Dia juga mengajak masyarakat untuk menanam tanaman yang dibutuhkan saat ini sebagai langkah untuk menjaga ketahanan pangan.

Desa Tungku Jaya di Kabupaten OKU merupakan contoh yang sukses dalam pengembangan pertanian bawang merah, yang memberikan manfaat ekonomi kepada petani dan meningkatkan ketersediaan makanan di daerah tersebut. (*)

Sumber: