Kopi OKU Selatan: Sebuah Perjalanan Panjang dari Pusat Perkebunan Belanda hingga Menuju Produktivitas Berkuali

Kopi OKU Selatan: Sebuah Perjalanan Panjang dari Pusat Perkebunan Belanda hingga Menuju Produktivitas Berkuali

Petani kopi OKU Selatan saat mengontrol perkebunannya.-FOTO: DOK HOS-

Fakta sejarah ini terbukti dengan banyaknya peninggalan zaman Belanda, yang mengindikasikan bahwa OKU Selatan adalah pusat perkebunan kopi Belanda di masa lalu.

BACA JUGA:Kopi Geisha Harganya Setara Dengan Mobil, Apa Saja Keistimewaannya?

Meskipun sejak menjadi kabupaten, kopi OKU Selatan telah menjadi produk yang menjadikan daerah ini terkenal dengan cita rasa khasnya, yaitu Kopi Asli OKU Selatan, namun produktivitas kopi masih menjadi tantangan.

Data BPS menunjukkan bahwa luas lahan perkebunan kopi mencapai sekitar 7625 hektar, tetapi produktivitasnya masih tergolong rendah, yakni sekitar 0,66 hingga 0,7 ton per hektar per tahun pada tahun 2018.

Pemerintah OKU Selatan berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi.

Langkah-langkah telah diambil, mulai dari pembinaan kelembagaan tani hingga praktik budi daya kopi yang baik.

BACA JUGA:Petani OKU Selatan mengeluh, Harga Jual Biji Kopi Kembali Melorot

Pemerintah juga membantu dalam pemasaran kopi berkualitas.

Meskipun anggaran di APBD Kabupaten OKU Selatan terbatas, upaya pembinaan dan perbaikan kopi sedang dijalankan.

Pemerintah pusat dan provinsi turut membantu OKU Selatan, baik dalam pengerjaan maupun intensifikasi kopi.

Meskipun harga kopi saat ini tidak menguntungkan bagi petani, diharapkan bahwa kondisi kopi di OKU Selatan akan membaik seiring berjalannya waktu.

Keberhasilan kopi OKU Selatan diharapkan akan semakin meningkat, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat petani di wilayah tersebut. (*)

Sumber: