Jajanan Pasar Legendaris Mulai Langka, Seperti Bugis dan Ketan
--
OKU Selatan, 20 Januari 2025 – Seiring berjalannya waktu, jajanan pasar legendaris seperti bugis, ketan, dan berbagai jenis jajanan tradisional lainnya semakin sulit ditemukan di pasar-pasar lokal.
Meskipun dulunya menjadi favorit banyak orang, kini keberadaannya mulai langka seiring perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.
BACA JUGA:Alpukat Ranau: Buah Khas OKU Selatan yang Jadi Primadona Pasar
Jajanan pasar seperti bugis dan ketan dikenal memiliki cita rasa khas yang sulit digantikan oleh jajanan modern. Bugis, misalnya, terbuat dari tepung ketan yang dibungkus daun pisang, berisi kelapa parut dan gula merah yang gurih.
Ketan, yang biasanya disajikan dengan berbagai isian seperti durian atau pisang, juga menjadi pilihan favorit banyak orang. Namun, seiring berkembangnya pasar makanan modern dan kemajuan teknologi, jajanan tradisional ini perlahan-lahan mulai terlupakan.
BACA JUGA:Masjid Agung Al-Muhtadin: Ikon Baru di OKU Selatan dengan Arsitektur Megah dan Fasilitas Lengkap
Faktor utama yang menyebabkan kelangkaan jajanan pasar ini adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih jajanan instan atau cepat saji.
Selain itu, para penjual jajanan pasar tradisional juga semakin jarang ditemui karena biaya bahan baku yang meningkat dan kesulitan dalam mempertahankan tradisi pembuatan jajanan tersebut.
BACA JUGA:Harga Jagung Pipilan di OKU Selatan Stabil di Rp3.300 per Kilogram, Petani Berharap Dukungan Modal
Para pecinta jajanan pasar berharap agar jajanan tradisional ini tidak hilang begitu saja. Beberapa usaha lokal mulai berinovasi dengan menawarkan kembali jajanan pasar ini, namun dalam bentuk yang lebih modern.
Dengan begitu, generasi muda dapat tetap menikmati citarasa khas yang menjadi bagian dari budaya lokal.
BACA JUGA:Polres OKU Selatan Tegaskan Larangan Judi Online dan Penyalahgunaan Senjata Api kepada Personel Intelkam
Pelestarian jajanan pasar legendaris ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga pengusaha kuliner lokal.
Kampanye untuk menghidupkan kembali jajanan pasar tradisional dapat menjadi langkah awal untuk memastikan jajanan-jajanan ini tidak hanya menjadi kenangan masa lalu. (dst)
Sumber: