Pedagang Baju di Pasar Saka Selabung Kalah Saing dengan Online Shop, Kerugian Kian Membengkak

Pedagang Baju di Pasar Saka Selabung Kalah Saing dengan Online Shop, Kerugian Kian Membengkak

--

Harianokus.com -Para pedagang baju di Pasar Saka Selabung menghadapi tantangan besar akibat persaingan dengan online shop. Kondisi ini membuat mereka kesulitan mendapatkan pembeli, bahkan beberapa pedagang mengaku mengalami kerugian yang cukup signifikan.

BACA JUGA:Dua Bocah Hanyut di Sungai Komering, Satu Ditemukan Tewas, Satu Masih Dicari

BACA JUGA:Viral 200 Kg Rendang Lenyap, Willie Salim Diminta Klarifikasi

Sejumlah toko baju di Pasar Saka Selabung kini tampak sepi. Deretan toko yang dulu menjadi primadona masyarakat mulai kehilangan daya tarik. Situasi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

BACA JUGA:Korsleting Picu Kebakaran di Kantor ULP Muara Enim

BACA JUGA:Kapolri: 164.298 Personel Gabungan Amankan Mudik dan Balik Lebaran 1446 H

Linda, pemilik toko "Fajar Busana," mengungkapkan bahwa sejak 4-5 bulan terakhir, tokonya semakin sulit mendapatkan pembeli. Akibat penurunan omzet yang drastis, ia bahkan terpaksa memberhentikan karyawannya.
"Sekarang benar-benar sepi, jual satu-dua baju saja susah. Dulu ada karyawan yang membantu, tapi sekarang saya harus jaga toko sendiri karena sudah tidak mampu menggaji," ungkap Linda.

Menurut Linda, persaingan dengan penjual online, terutama melalui platform TikTok, menjadi salah satu penyebab utama. Ia merasa heran karena baju yang sama bisa dijual dengan harga jauh lebih murah melalui live streaming.
"Kalau di toko, harga baju Rp120 ribu. Tapi di TikTok Live bisa Rp90 ribu sampai Rp100 ribu, bahkan dengan model yang sama. Itu benar-benar bikin bingung," jelasnya.

BACA JUGA:Bupati dan Wabup OKU Selatan Safari Ramadhan di Simpang

BACA JUGA:Bupati OKU Selatan Imbau Waspada Bencana Alam

Omzet yang dulu mencapai Rp1-2 juta per hari kini berbanding terbalik. Linda mengaku hanya mendapatkan sekitar Rp25 ribu hingga Rp100 ribu dalam sehari.
"Seminggu lalu dapat Rp100 ribu saja rasanya bersyukur sekali. Itu pun sebagian besar habis untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Linda berharap pemerintah dapat memberikan solusi untuk membantu para pedagang pasar tradisional agar bisa bersaing dengan penjualan online.
"Saya berharap dengan adanya pemimpin baru, ada kebijakan yang lebih adil. Jangan sampai kami yang di pasar terus dirugikan," harapnya.

Masalah ini menjadi tantangan besar bagi pedagang tradisional, yang berharap adanya pemerataan dan perlindungan terhadap usaha kecil di tengah gempuran platform digital.

 

Sumber: