“Dampk bentilehan sudah meluas memang sudah kena keramba-keramba budidaya ikan nila dan mujair di sekitar pantai lama Kota batu,”terang Farida
Sebagian petani lanjutnya, sebelum dampak sampai ada sebagian yang sempat memindahkan ikannya sehingga sebagian ada yang terselamatkan.
Peristiwa ini kata Parida tidak bisa diprediksi siklusnya memang terjadi tiap 3 atau 5 tahun sekali, sehingga tidak bisa petani mempersiapkan diri untuk menghadapi musibah tersebut.
Pihaknya sendiri langkah awal dari peristiwa banyaknya ikan keramba yang mengalami keracunan melalui unit pelaksana teknis dinas sudah turun melakukan pendataan berapa banyak kerambah budidaya yang terdampak dan ikannya mengalami mati keracunan.
“Dari UPTD kita sudah turun meninjau sekaligus melakukan pendataan dampak ikan keracunan air danau yang mengandung belerang, langkah apa lagi sementara itu dulu,”tukas Parida. (dwa)