Potensi Hujan pada Akhir Oktober di Sumsel, Peluang Terbaik Mengakhiri Karhutla

Potensi Hujan pada Akhir Oktober di Sumsel, Peluang Terbaik Mengakhiri Karhutla

Ilustrasi kemarau di Sumsel.-foto: IST-

BACA JUGA:Projo Resmi Dukung Prabowo Subianto sebagai Capres di Pemilu 2024

Wandayantolis menyarankan agar semua pihak mengantisipasi masalah baru yang dapat timbul saat memasuki musim hujan.

Dia mengingatkan bahwa beberapa daerah di Sumsel yang rentan terhadap bencana hidrometeorologis, terutama wilayah dataran tinggi dan daerah aliran sungai (DAS), harus mulai mempersiapkan diri.

Kondisi tanah yang longgar akibat matinya vegetasi selama musim kemarau dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor saat hujan turun.

 

BMKG juga telah melakukan analisis pertumbuhan hot spot di Sumsel tahun ini dibandingkan dengan periode kering tahun 2015 dan 2019.

Hasilnya menunjukkan penurunan cukup signifikan dalam jumlah hot spot di Sumsel, yang menunjukkan bahwa upaya penanganan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di Sumsel sepanjang tahun telah berhasil dalam menekan jumlah hot spot.

 

Wandayantolis menekankan bahwa El Nino memang berdampak pada kekeringan, tetapi upaya mitigasi yang telah dilakukan sejak awal tahun telah memberikan hasil positif.

Hal yang menarik, di Sumsel, produksi padi justru meningkat karena adanya penambahan lahan pertanian.

Sekitar 25-30 persen dari lahan tersebut adalah lahan kering yang dapat ditanami ketika musim hujan tiba, sehingga di awal tahun diperkirakan akan terjadi peningkatan luas panen. (*)

Sumber: