Suku Tengger, Kekayaan Adat dan Budaya Indonesia

Suku Tengger, Kekayaan Adat dan Budaya Indonesia

Suku Tengger menganut agama Hindu dan kepercayaan animisme-Poto: DOK/HOS-

HARIANOKUS.COM - Orang Tengger atau juga dikenal dengan sebutan suku Jawa Tengger, atau Wong Brama, adalah suku yang membawa adat, budaya, dan sejarah yang unik, yang terdapat di dataran tinggi sekitar pegunungan Bromo, Tengger, Semeru yang berada di kawasan Jawa Timur, Indonesia. 

Tidak hanya di Indonesia, keunikan suku Tengger ini pun menjadi sorotan dunia internasional.

Penduduk suku Tengger tinggal di empat kabupaten yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. 

BACA JUGA:Inalilahi...Terlantar Lemas di Palembang, Romi Krisna Warga Baturaja Meninggal Dunia

BACA JUGA:Honorer Sekolah Diamankan Polisi Sebagai Kurir Narkoba di Baturaja

Suku Tengger, membangun perkampungan mereka di tepi-tepi pegunungan yang memesona, dan wilayah tersebut menjadi daya tarik wisata yang populer. 

Keberadaan Gunung Bromo sebagai objek wisata yang fenomenal, telah membuat penduduk Tengger menjadi bagian integral dari industri pariwisata Jawa Timur, dan Indonesia secara keseluruhan.

Secara tradisional, suku Tengger menganut agama Hindu dan kepercayaan animisme. Budaya dan kepercayaan ini, tercermin dalam setiap ritual dan upacara adat yang mereka adakan, termasuk kegiatan ritual Yadnya Kasada, yang diadakan setiap tahun di kawah Gunung Bromo. 

BACA JUGA:Takut Ditinggalkan Pacar, Remaja Asal empat Lawang Ini Nekat Sebarkan Video Syur

BACA JUGA:Lezat! Perdana Mie Gacor lahir dengan Pilihan Varian Terlengkap di Jalan Pemkab

Keunikan ritual Yadnya Kasada adalah, adanya pengorbanan yang di berikan bagi Dewa Sang Hyang Widhi, di mana warga Tengger melemparkan aneka jenis makanan, dan hewan ke kawah Gunung Bromo sebagai tanda penghormatan.

Selain Yadnya Kasada, suku Tengger juga memiliki ritual lainnya seperti, upacara potong rambut khitanan anak-anak yang disebut Tumpeng Sewu. 

Acara ini diadakan, untuk memperingati masa transisi anak laki-laki ke dalam usia dewasa. Hal ini mencerminkan bahwa suku Tengger memegang teguh nilai-nilai adat dan kepercayaan lama mereka, bahkan di tengah masa modernisasi dan globalisasi yang terus berlangsung.

BACA JUGA:Hebat ! Kejaksaan OKU Selatan Raih Penghargaan Satuan Kerja Terbaik Tipe B Seluruh Indonesia

Sumber: