Inilah Sejarah Larangan Meniup Lilin Saat Ulang Tahun, Rasulullah Tidak Memperbolehkan

Inilah Sejarah Larangan Meniup Lilin Saat Ulang Tahun, Rasulullah Tidak Memperbolehkan

larangan tiup lilin saat ulang tahun-desti-

Nah, dikarenakan meniup lilin pada saatu ulang tahun adalah “warisan” tradisi dari budaya non-muslim, maka, Rasulullah menjelaskannya terkait hal tersebut dalam hadits di bawah ini :

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang menyerupai dengan suatu kaum, maka ia bagian dari kaum itu.” [HR. Abu Daawud]

Jika kita melihat pada hadits di atas, maka sebaiknya kita meninggalkan tradisi tiup lilin tersebut, karena tradisi tiup lilin bukan merupakan tradisi umat islam dan menyerupai tradisi umat non-muslim. 

Tradisi tersebut juga sering dilakukan oleh kaum yahudi dan nasrani.

Alasan Umat Muslim Tidak Boleh Melakukan Tiup Lilin saat Ulang Tahun

Pada intinya, beberapa hal yang dapat dijadikan alasan mengapa tidak diperbolehkannya umat islam mengikuti tradisi meniup lin dalam acara ulang tahun adalah :

Rasulullah tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan tradisi perayaan ulang tahun termasuk di dalamnya tradisi meniup lilin. 

BACA JUGA:Keutamaan Doa Setelah Sholat Subuh, Ini Bacaan dan Amalan yang Membawa Berkah Dalam Islam

Berbahaya jika tradisi ‘tiup lilin’ sekan-akan sudah menjadi bagian dari kewajiban di setiap tahunnya, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan dan mewajibkan hal tersebut.

Pesta ulang tahun yang berlebihan merupakan salah satu sikap pemborosan yang dibenci oleh Allah.

Uang yang digunakan untuk membeli lilin ulang tahun, memiliki manfaat yang lebih bernilai di mata Allah. Untuk sedekah, misalnya?

Tradisi tiup lilin bukan merupakan tradisi umat muslim dan tidak dianjurkan karena menyerupai tradisi umat non-muslim.

Meniru-niru kebiasaan suatu kaum disebut juga dengan tasyabuh, dan hal tersebut dilarang di dalam islam. 

Sebagian orang masih melakukan tradisi “tiup lilin” karena tidak mengetahui bagaimana asal-usul tradisi tersebut dan apa maksud dibaliknya. 

Oleh karena itulah kita perlu menjadi muslim yang cerdas agar dapat membedakan secara jelas mana yang baik dan mana yang buruk. 

Sumber: