Fenomena Burung Pipit di Musim Hujan OKU Selatan

Harianokuselatan.com Keberadaan burung pipit yang beterbangan di langit Muaradua pada sore hari, sering hinggap di kabel listrik sepanjang jalan, menjadi pertanda bahwa musim hujan telah tiba di OKU Selatan. Fenomena ini mengingatkan masyarakat akan perubahan musim yang sedang berlangsung.

Selama musim hujan, perilaku burung menyesuaikan dengan kondisi cuaca. Burung berukuran besar, seperti angsa, bebek, dan camar, tetap bisa terbang meski hujan lebat karena bulu mereka tahan air. Sebaliknya, burung kecil lebih sering berlindung di bawah pepohonan atau bangunan untuk menghindari hujan.

BACA JUGA:Bor Gibor: Kuliner Tradisional OKU Selatan yang Memanjakan Lidah

BACA JUGA:Polres Musi Rawas Tangkap Pelaku Illegal Drilling di Muara Lakitan

Burung besar, seperti bebek dan angsa, biasanya mencari perlindungan di dalam lubang pohon atau gua. Sedangkan burung kecil seperti pipit, yang banyak ditemukan di Muaradua, memilih bersembunyi di semak-semak atau pepohonan lebat. Mereka juga kerap berkumpul untuk mendapatkan kehangatan dan perlindungan dari hujan.

Perilaku Adaptif di Musim Hujan
Burung-burung kecil ini tetap terbang saat hujan ringan, namun dengan jarak yang pendek, untuk mencari makanan seperti serangga. Mereka menghindari area dengan angin kencang atau tekanan udara rendah. Uniknya, burung mengarahkan paruh mereka ke arah hujan untuk mencegah air masuk ke bulu mereka. 

BACA JUGA:Legenda Danau Ranau: Kisah Pohon Haru dan Sepasang Naga

BACA JUGA:Harga Getah Karet Anjlok, Petani OKU Selatan Tertekan

Fenomena ini menjadi gambaran nyata bagaimana makhluk hidup, termasuk burung, mampu beradaptasi dengan perubahan cuaca. Musim hujan membawa tantangan tersendiri bagi hewan di alam bebas, tetapi mereka tetap melanjutkan kehidupan sesuai dengan cara masing-masing spesies.

Perilaku unik burung di musim hujan ini menjadi pengingat tentang keindahan dan keajaiban alam yang terus berlangsung, bahkan di tengah perubahan musim. (dst)

 

Sumber: