Kopiah Resam Bandar Agung: Warisan Budaya yang Berkah di Bulan Ramadhan

Kopiah Resam Bandar Agung: Warisan Budaya yang Berkah di Bulan Ramadhan

-Fhoto:Ist-

Harianokus.com - Desa Bandar Agung, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, tak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga berkat kerajinan khasnya, yakni kopiah resam. Di bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah, para pengerajin kopiah resam di desa ini mengalami peningkatan produksi guna memenuhi permintaan pasar yang melonjak tajam. Tradisi kerajinan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa tersebut dan menjadi sumber penghidupan yang signifikan.

BACA JUGA:Catin Ikuti Bimbingan Pranikah di KUA Buana Pemaca, Bekal untuk Keluarga Sakinah

BACA JUGA:Jonatan Christie Melaju ke Final Indonesia Masters 2025, Kalahkan Wakil Taiwan dalam Laga Sengit

diwariskan secara turun-temurun di Desa Bandar Agung. Resam, atau dikenal juga sebagai paku andam, merupakan tumbuhan yang tumbuh subur di tebing-tebing pegunungan sekitar desa. Tumbuhan ini diolah dengan cermat oleh masyarakat setempat menjadi produk kerajinan tangan yang unik dan bernilai tinggi. Salah satu produk unggulannya adalah kopiah resam, yang tidak hanya digunakan sebagai penutup kepala tetapi juga memiliki nilai seni dan budaya yang khas.

Devi, salah seorang pengerajin di desa itu, mengungkapkan bahwa momen Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi para pengerajin. Permintaan kopiah resam meningkat pesat karena banyaknya masyarakat yang membutuhkannya untuk keperluan beribadah selama bulan suci. "Kerajinan kopiah resam ini sudah menjadi tradisi di desa kami secara turun-temurun, dan digeluti masyarakat untuk meningkatkan ekonomi," kata Devi.

BACA JUGA:Sinergi Aparat dan Masyarakat dalam Pengamanan Upacara Ngaben di Desa Karang Agung

BACA JUGA:Populasi Ikan Khas Danau Ranau Terancam, Nelayan Keluhkan Penurunan Pendapatan

Saat ini, terdapat sekitar 600 pengerajin kopiah resam di Desa Bandar Agung, mayoritas adalah kaum perempuan. Dalam seminggu, para pengerajin mampu memproduksi sekitar 600 buah kopiah resam untuk memenuhi permintaan pasar lokal hingga nasional. "Untuk Ramadhan ini, hasil produksi rata-rata mencapai 600 buah kopiah resam per minggu," ungkap Devi.

Proses pembuatan kopiah resam dilakukan secara berkelompok. Para pengerajin bekerja sama untuk menciptakan produk berkualitas yang memiliki nilai seni tinggi. Selain itu, kerajinan ini juga menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan di antara warga desa.

Produk kopiah resam dari Desa Bandar Agung tidak hanya dikenal di Sumatera Selatan, tetapi juga merambah ke berbagai daerah di luar Sumatera. Dengan harga yang bervariasi antara Rp50.000 hingga Rp150.000 per buah, kopiah ini memiliki pasar yang cukup luas. Harga ditentukan berdasarkan tingkat kerumitan motif dan kehalusan rajutan. "Kalau rajutannya halus dan motifnya lebih rumit, harga bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000, sedangkan untuk yang lebih sederhana sekitar Rp50.000," jelas Devi.

BACA JUGA:Gangguan Distribusi Air di OKU Selatan: PDAM Tirta Saka Selabung Lakukan Perbaikan

BACA JUGA:Tempoyak: Kuliner Fermentasi yang Tetap Digemari di OKU Selatan

Pemasaran produk dilakukan melalui pengepul yang ada di desa, sehingga memudahkan pengerajin untuk fokus pada produksi. Sekretaris Desa Bandar Agung, Haiyi Hairudin, menuturkan bahwa pengerajin biasanya bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan pesanan yang datang dari berbagai daerah. "Biasanya warga membuat kopiah resam secara berkelompok untuk dijual ke pengepul," ujar Haiyi.

Kopiah resam bukan sekadar produk kerajinan biasa. Ia merupakan simbol kebanggaan masyarakat Desa Bandar Agung dan Kabupaten OKU. Dengan mengolah bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, masyarakat mampu menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi yang juga memiliki nilai budaya yang dalam.

Sumber: