UPT SMPN-01 Muaradua: Membentuk Budaya Membaca untuk Kemajuan Literasi

Harianokus.com - Dalam upaya mendukung peningkatan literasi di kalangan siswa, UPT SMPN-01 Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, aktif melibatkan para siswa dalam kegiatan membaca buku di perpustakaan sekolah, yang dilaksanakan pada Senin, 3 Februari 2025.

Kepala UPT SMPN-01 Muaradua, Noni Apriano, S.Pd., menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran dan menambah wawasan siswa. Lebih dari sekadar tempat penyimpanan buku, perpustakaan berperan besar dalam membentuk kebiasaan membaca di kalangan siswa, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan literasi mereka. Dengan gemar membaca, siswa secara tidak langsung akan memperkaya pengetahuan mereka, yang memberikan dampak positif terhadap keterampilan membaca dan menulis.

BACA JUGA:Kasus Demam Berdarah di OKU Selatan Meningkat, Warga Dihimbau Jaga Kebersihan Lingkungan

BACA JUGA:Wanita 23 Tahun di Palembang Rugi Rp50 Juta Akibat Penipuan Modus Misi Online

Menurut Noni, meskipun banyaknya perpustakaan dan koleksi buku di sekolah tidak menjamin tingkat literasi yang baik, budaya membaca yang dibangun secara konsisten dapat membantu siswa menghindari penurunan kemampuan literasi. Perpustakaan, apabila dikelola dengan cara yang kreatif dan inovatif, dapat memainkan peran besar dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa.

Noni menekankan bahwa untuk mencapai tujuan literasi yang optimal, perpustakaan harus dihidupkan dan dikelola dengan baik. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memastikan fasilitas perpustakaan ditata dengan nyaman dan menarik bagi siswa. Ruang perpustakaan yang luas juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan diskusi yang akan melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Selain itu, koleksi buku yang ada di perpustakaan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Perpustakaan harus memiliki buku-buku pendukung pelajaran yang relevan dengan kurikulum sekolah, namun juga perlu ada koleksi buku lain yang dapat menambah wawasan serta mendukung pengembangan diri siswa. Tidak kalah pentingnya, perpustakaan juga harus menyediakan buku-buku fiksi, majalah, dan koran yang dapat menjadi sarana hiburan sekaligus informasi agar siswa tidak merasa jenuh.

Noni juga menyoroti pentingnya layanan perpustakaan yang mudah diakses. Banyak siswa yang enggan mengunjungi perpustakaan karena lokasi yang jauh atau prosedur peminjaman yang rumit. Untuk mengatasi hal ini, ia menyarankan penggunaan perpustakaan digital berbasis sistem hybrid. Dengan sistem ini, siswa dapat mengakses koleksi buku secara daring melalui perangkat mereka masing-masing, serta meminjam buku dengan cara yang lebih praktis dan efisien.

BACA JUGA:Puluhan Gajah Liar Ganggu Pengendara di Hutan Lindung Musi Rawas

BACA JUGA:Pesona Air Terjun Manduriang, Surga Tersembunyi di OKU Selatan

Selain fasilitas dan kemudahan akses, peran aktif guru juga sangat penting. Motivasi siswa untuk membaca sering kali bergantung pada kegiatan pembelajaran yang melibatkan perpustakaan. Jika guru sesekali mengaitkan kegiatan belajar dengan kunjungan ke perpustakaan, hal ini dapat menjadi kebiasaan yang mendukung peningkatan literasi secara keseluruhan.

Terakhir, Noni menambahkan bahwa program literasi harus dilaksanakan secara rutin. Meskipun biasanya program literasi diadakan setiap bulan Bahasa pada bulan Oktober, ia menyarankan agar kegiatan ini dilakukan secara teratur sepanjang tahun. Beberapa program yang dapat dilakukan antara lain komunitas membaca, menulis, atau penelitian, yang akan semakin membangun semangat literasi di kalangan siswa.

BACA JUGA:Polsek Simpang Berhasil Ringkus 2 Pelaku Pembobolan Warung Lesehan di Karang Agung

BACA JUGA:Aqiqah: Hukum Memakan Dagingnya dan Panduan Pembagian

Sumber: