Simak! Kisah Arca Sepasang Pengantin yang Hilang di Situs Candi Kebayan Jepara Ranau

Simak! Kisah Arca Sepasang Pengantin  yang Hilang di Situs Candi Kebayan Jepara Ranau

Situs candi kebayan ranau di desa Jepara Kecamatan BPRRT --

 

HARIANOKUS.COM- Kawasan wisata Danau Ranau memang menarik untuk di unjungi, selain ragam wisata alamnya yang mempesona ternya ada banya jejak dan situs peninggaln masa lampau yang belum di gali.

Misalnya, selain situs candi batu lesung, masih dikawasan wisata Danau Ranau juga terdapat objek wisata sejarah peninggalan perdaban Hindu Buda.

BACA JUGA:Ditemukan Tahun 1824, Candi Muaro Jambi Konon Merupakan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Situs yang sudah mulai banyak dikunjungi itu bernama situs candi Kebayan terletak di desa Jepara Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah Kabupaten OKU Selatan. Masyarakat setempat mengenalnya sebagai Batu Kebayan. 

Candi Kebayan Jepara Ranau sampai sekarang merupakan satu-satunya candi yang terbuat dari batu aneesit di Provinsi Sumatera Selatan, bahkan Pulau Sumatera.  Candi-candi lain umumnya terbuat dari bata.

Letaknya tak jauh dari situ candi batu lesung, hanya sekitar 1 km  saja. Namun kedua situs ini berbeda dan memiliki keunikannya sendiri. 

Nah jika berkunjung ke Kawasan wisata Danau Ranau sempatkanlah untuk melihat objek wisata budaya ini. Letaknya juga tak jauh dari Danau dan bisa diakses menggunakan kendaraan.

Untuk sampai ke situs candi kebayan tujuannya sama, namun ada dua jalan yang bisa digunakan baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Baik dari desa Sujik maupun desa Jepara. Bisa juga lewat jalan lingkar Danau 

Sayang situ ini masih berserakan dan belum ada upaya untuk dilakukan pemugaran oleh instansi terkait.

BACA JUGA:Wow...!!! Ada Jejak Megalit dan Candi Peninggalan Sejarah Hindu di Kawasan Wisata Danau Ranau

Menurut cerita masyarakat, Situs Candi Kebayan di desa Jepara sendiri, diyakini peninggalan zaman Hindu Budha, namun dari penelitian para peniliti dari Balai Arkeologi Nasional (Arkenas) beberapa tahun silam, jika situs ini unik dan memiliki usia jauh lebih tua dari seluruh situs candi yang ada di Indonesia.

Uniknya menurut Riki sang penjaga situs, candi itu saat dieskavasi hanya berada di  kedalam 2 meter dari permukaan tanah, dengan lebar 7 meter dan panjang 12 meter.

"Bentuk bangunanya segi empat dengan bantuan tersusun rapih penuh profil. Tiap batu ada lobang sebagai pengonci antar batu satu dengan batu yang lainnya,” pejelasan Riki.

Sumber: