Perumahan di OI Terancam oleh Karhutla, Warga Bergerak Cepat untuk Padamkan Api

Perumahan di OI Terancam oleh Karhutla, Warga Bergerak Cepat untuk Padamkan Api

Foto – Para warga yang tampak berupaya memadamkan api.--

 

INDRALAYA, HARIANOKUS.COM - Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Ilir mulai mendekati pemukiman padat penduduk di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Pada Sabtu, 14 Oktober 2023, api berkobar di lahan dekat Perumahan Caram Seguguk, memicu kepanikan di kalangan warga yang terpaksa mengeluarkan perabotan rumah mereka.

 

Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak kecil juga turut membantu memadamkan api yang terus menjalar di dekat pintu gerbang masuk perumahan tersebut. Pihak pemadam kebakaran telah bersiap di pemukiman warga untuk menghadapi ancaman api jika mendekati pemukiman.

 

Mat Jani, petugas dari Manggala Agni, menjelaskan, "Kami terus berupaya memadamkan api yang mendekati pemukiman yang padat penduduk ini. Api yang membakar lahan ini berada sekitar 100 meter dari perumahan, sehingga upaya kami sangat intensif."

 

Api yang mengancam ini berasal dari kebakaran lahan pekan lalu yang tidak jauh dari lokasi saat ini. Hingga saat ini, lebih dari tiga titik lahan terbakar telah teridentifikasi di Kabupaten Ogan Ilir.

 

Tantangan utama yang dihadapi oleh petugas adalah ketersediaan sumber air untuk memadamkan api. Mat Jani menjelaskan, "Kami mengandalkan sumur-sumur kecil milik warga jika terjadi kebakaran di sini, sementara sulit untuk mengakses sumber air lainnya. Namun, kami berkomitmen untuk terus berjuang sampai api padam sepenuhnya."

 

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir, Edi Rahmat, menyampaikan bahwa lebih dari 1.000 hektar lahan telah terbakar akibat Karhutla hingga Oktober ini. Dia juga mencatat bahwa intensitas kebakaran semakin meningkat.

 

Edi menjelaskan, "Ketika intensitas kebakaran semakin tinggi, sumber air di embung dan kanal di sekitar wilayah rawan terbakar, seperti di Kecamatan Pemulutan, Pemula Barat, dan Indralaya Utara, telah mengering."

 

Dia juga menyebutkan bahwa akses air menjadi kendala utama dalam upaya pemadaman api, karena kendaraan pemadam kebakaran harus melakukan perjalanan jauh untuk mencari air. Dia berharap ada akses lebih mudah ke sumber air, seperti danau buatan di sekitar Tol Palindra.

 

Situasi Karhutla yang semakin memprihatinkan membutuhkan tindakan cepat dan koordinasi yang baik untuk memitigasi dampak buruknya terhadap masyarakat dan lingkungan. (*)

Sumber: