Menghadapi Bahaya Mata Jahat atau 'Ain, Cara Perlindungan Dalam Islam!

Menghadapi Bahaya Mata Jahat atau 'Ain, Cara Perlindungan Dalam Islam!

Pandangan mata jahat atau yang dikenal sebagai 'ain, sejak ribuan tahun menjadi salah satu hal yang dipercayai oleh sebagian besar masyarakat di berbagai belahan dunia-Foto: DOK/HOS-

ARIANOKUS.COM - Pandangan mata jahat atau yang dikenal sebagai 'ain, sejak ribuan tahun menjadi salah satu hal yang dipercayai oleh sebagian besar masyarakat di berbagai belahan dunia. 

Terlepas dari asal usul kepercayaan ini, pandangan mata jahat tersebut menjadi sesuatu yang serius dan menakutkan untuk dihadapi. 

Bahkan, beberapa orang menganggap bahwa 'ain dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.

Tidak hanya dalam kepercayaan tradisional, dalam ajaran agama Islam, 'ain juga dianggap sebagai hal yang harus dihindari dan dilawan. 

BACA JUGA:Reaktivasi Bandara Gatot Subroto, Komitmen Pemda OKU Selatan untuk Pengembangan Wilayah di Way Kanan

Ibnu al-Jauzi dalam 'Kasyful Musykil min Hadiitsish Shahihain menyatakan bahwa 'ain merupakan pandangan kagum yang dicampur dengan rasa iri hati. 

Orang yang memberikan pandangan ini memiliki sifat buruk, dan pandangannya dapat mempengaruhi orang lain, meninggalkan bekas atau bahkan menimbulkan penyakit.

Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW dikenal suka memohon perlindungan dari jin dan mata jahat orang lain dengan membaca Mu'awwidhatain, yaitu Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas. 

Beliau juga, meminta umatnya untuk melindungi diri dari pandangan mata jahat dan jin melalui, segala jenis doa dan pengajian yang diperbolehkan dalam ajaran Islam

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Lakukan Pengawasan Praktek Nakes

Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Barangsiapa mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya". 

Dalam hal ini, kita semua sebagai manusia tidak bisa melindungi diri tanpa pengenalan yang lebih dalam tentang diri kita dan hubungan kita dengan Allah SWT.

Dalam sebuah hadits yang lain, Abu Sa'id Al Khudri meriwayatkan, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sering memohon perlindungan dari kejahatan jin dan 'ain manusia, hingga turun al-Mu'awwidzatain. 

Setelah itu, beliau pun membaca dua surat tersebut, dan meninggalkan selainnya (bentuk permohonan berlindung yang sejenis kala itu)". 

Sumber: