Kisah Inspiratif Cik Nang di Muaradua OKUS, Menapaki Empat Tahun Penuh Rintangan sebagai Pengepul Pinang
Cik Nang warga Dusun II , Desa Pendagan, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan memilih tekuni sebagai pengepul buah pinang.-Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-
MUARADUA, HARAIANOKUS.COM - Dengan pertimbangan penjualan yang lancar dan harga yang menggiurkan, Cik Nang (65), warga Dusun II, Desa Pendagan, Kecamatan MUARADUA, Kabupaten OKU Selatan, telah memilih menjadi seorang pengepul buah pinang selama empat tahun terakhir.
Cik Nang menjalankan kegiatan ini karena penjualan dan harga jual buah pinang terbukti cukup menguntungkan.
BACA JUGA:Siswa SMK 1 OKUS Hanyut Terbawa Arus di Sungai Saka Selabung OKU Selatan
Dia berbagi cerita sambil mengupas buah pinang yang baru saja dibelinya.
"Kami membeli dari anak-anak yang menjual dengan berat satu hingga tiga kilogram per hari," katanya.
"Kami mengumpulkan hasil pembelian tersebut, mengeringkannya melalui proses penjemuran, dan setelah terkumpul dalam jumlah yang cukup besar, kami menjualnya," paparnya.
Saat ini, harga jual buah pinang berada di angka Rp. 2800 per kilogram ketika dijual di pasar Muaradua.
BACA JUGA: Taman Bumi Agung Muaradua Saat ini Sepi Pengunjung, Loh Kenapa?
Namun, Cik Nang membelinya dari para anak penjual dengan harga 1.800 per kilogram.
Ketika ditanya tentang perbedaan harga yang cukup signifikan.
Dia menjelaskan bahwa perbedaan tersebut disebabkan oleh proses penjemuran, pengupasan, dan tahapan lainnya yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum buah pinang siap untuk dijual kembali.
"Karena kami membeli buah pinang dalam kondisi yang masih perlu diproses seperti dikupas dan dijemur, maka wajar jika harganya lebih rendah. Proses ini memerlukan waktu dan usaha sebelum buah pinang siap untuk dijual," jelasnya.
BACA JUGA: Warga Meradang Sinyal Telekomunikasi Ikut Lumpuh, Dampak Listrik Padam Di OKUS
Cik Nang menjalani pekerjaan ini karena melihat potensi keuntungan yang menjanjikan dan juga karena pekerjaan ini relatif tidak sulit untuk dijalankan.
Dia mengungkapkan alasan tersebut sambil menegaskan bahwa penghasilan dari pengepulan buah pinang menjadi sumber pendapatan utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kami sudah berusia lanjut, oleh karena itu, pekerjaan ini menjadi pendapatan utama kami untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kami ingin tetap mandiri tanpa bergantung pada bantuan dari siapapun. Meskipun usia kami sudah tua, tetapi penghasilan tetap harus ada," tegasnya.
BACA JUGA:60 Desa di OKUS Masuk Kategori Tertinggal, Pemkab Minta Kades Komitmen Majukan Desa
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi anak-anak di Desa.
"Dengan beroperasinya bisnis jual beli ini, kami dapat membantu anak-anak di desa untuk memiliki sedikit uang jajan sehingga mereka tidak terus-menerus meminta kepada orang tua mereka," tambahnya.
Cik Nang menyatakan bahwa jumlah buah pinang yang diperoleh per hari tidak terlalu besar, biasanya sekitar 5 kilogram.
Hal ini dikarenakan jumlah anak-anak yang menjual buah pinang tidak begitu banyak.
Meski begitu, buah pinang tersebut tetap dikumpulkan hingga mencapai jumlah yang cukup besar sebelum dijual. (Dal)
Sumber: