Dimusim Kemarau, Pasien Kasus DBD Terus Melonjak Di RSUD OKU Selatan

Dimusim Kemarau, Pasien Kasus DBD Terus Melonjak Di RSUD OKU Selatan

Suasana RSUD Muaradua OKUS, Saat Ini mengalami lonjakan pasien DBD.-foto: Desti/HOS-

MUARADUA, HARIANOKUS.COM - Musim kemarau yang berkepanjangan telah menjadi pemicu terjadinya lonjakan kasus Demam Berdarah (DBD) di wilayah OKU Selatan.

 

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga semakin banyak yang terinfeksi penyakit ini. Kejadian ini dilaporkan pada tanggal 13 September 2023.

 

DBD, penyakit menular yang umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk, cenderung muncul di daerah tropis dan subtropis.

Gejala DBD meliputi demam tinggi dan gejala serupa flu.

BACA JUGA:Mantan Ketua, Sekertariat, dan Bendahara Bawaslu OKU Selatan di Tuntut 3 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi

 

Akan tetapi, pada kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah yang cepat (syok), bahkan dapat berujung pada kematian.

 

Dari pantauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabutan di OKU Selatan dilaporkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus DBD selama beberapa bulan terakhir.

 

Hal ini juga di benarkan Direktur RSUD Muaradua dr. Eric Distianto, melalui Kasi Keperawatan RSUD Muaradua  Sudibyo. Jikatakannya jika pada periode bulan Juni 2023, terjadi 5 kasus di DBD yang dirawat di RSUD.

BACA JUGA:Tragis, Bocah di OKUS Meninggal Diduga Ulah Kakek Tiri

Kemudian bulan Juli meningkat menjadi 11 kasus, dan Agustus 2023 ini tercatat ada 15 kasus pasien yang masuk dan dirawat RSUD karena DBD.

 

“Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kematian akibat DBD, tetapi yang sedikit mengkhawatirkan adalah mayoritas kasus ini terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun,” ungkapya (14/9/2023).

 

Nyamuk Aedes aegypti, yang bertindak sebagai vektor penyakit, dilaporkan sangat agresif dan dapat berkembang biak di lingkungan baik yang bersih maupun yang kotor.

BACA JUGA:Simpan Dendam Pada Sang Ayah, Kakek Tiri di OKUS Justru Lampiaskan Bunuh Ke Si Anak

 

Sudibyo menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dan perawatan medis yang diberikan tepat waktu, terutama jika terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah.

 

“Gejala awal DBD meliputi demam tinggi, penurunan trombosit, mual, dan muntah,” tambahnya.

 

Untuk menghindari sekaligus mencegah terjadinya kasus DBD, Sudibyo juga memberikan himbauan pada seluruh masyarakat menjaga kebersihan tempat tinggal. Menggunakan pakaian yang melindungi tubuh.

Menghindari tempat-tempat berair yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

BACA JUGA:Petani Kopi di OKUS Cemas, Harga Jual kopi Masih Murah

Menjaga pola makan yang sehat. Dan juga Pelaksanaan penggunaan larvasida (abate), penyuluhan kepada masyarakat, dan pengendalian vektor yang efektif.

 

Warga di OKU Selatan kita imbau untuk meningkatkan kesadaran akan risiko DBD dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

"Kami akan terus mengawasi perkembangan situasi ini dan memberikan informasi terbaru seiring berjalannya waktu,” pungkasnya.  (des/end)

 

Sumber: