Kasus DBD di Ogan Ilir Meningkat Drastis, Dinkes Maksimal Pencegahan

Kasus DBD di Ogan Ilir Meningkat Drastis, Dinkes Maksimal Pencegahan

Pelaksanaan Fogging Nyamuk Disalah Satu Sekolah Ogan Ilir. Foto: Dinas Kesehatan Ogan Ilir.--

OGAN ILIR, HARIANOKUS.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ogan Ilir mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan telah melebihi  50 persen dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir per 24 Januari 2024, terdapat 47 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2023 hanya tercatat 90 kasus dan 102 kasus pada tahun 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Ogan Ilir, Hendra Kudeta, melalui Kasi DBD Yunita, menjelaskan bahwa data ini mencakup pasien yang berobat di RSUD Tanjung Senai Indralaya dan seluruh Puskesmas di Ogan Ilir.

Meskipun demikian, Yunita menegaskan bahwa jumlah kasus dapat bertambah karena belum semua kasus terlaporkan.

"Sementara yang masuk rekap laporannya seperti itu. Tapi kemungkinan bisa bertambah karena belum terlapor semuanya," ungkap Yunita kepada Palpos.id.

BACA JUGA:Damkar OKU Selatan Pastikan Kesiap Siaga Armada dan Personil Melalui Kunker Ke Kecamatan

BACA JUGA:Tofan Maulana Serap Aspirasi Warga Desa Sidodadi OKU Selatan

Dalam upaya pencegahan, pihak Dinas Kesehatan setempat telah melakukan berbagai langkah, termasuk penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus kepada masyarakat.

Upaya lainnya mencakup pemantauan jentik nyamuk, pembagian larvasida (abate), deteksi dini/skrining tersangka DBD di masyarakat, dan fogging jika terdapat kasus DBD dengan hasil positif.

Penyakit DBD semakin menjadi sorotan setelah seorang anak meninggal dunia akibat penyakit ini. Anak tersebut, warga Limbang Jaya I, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, berusia 5 tahun.

Ayah korban, Marwah, menyatakan bahwa anaknya mendapat perawatan selama 4 hari dan awalnya didiagnosis menderita penyakit tipus.

BACA JUGA:DPRD OKU Selatan Sukses Gelar Rapat Paripurna HUT OKU Selatan ke-20

BACA JUGA:Harga Getah Karet di OKUS Kembali Turun

Namun, setelah dirujuk ke RSMH Palembang, dokter menyatakan bahwa anak tersebut terkena DBD parah.

"Pada saat itulah dokter bilang ke saya bahwa anak saya ini terserang DBD parah. Harapan hidupnya juga tinggal 5 persen saja," ungkap Marwah.

Marwah juga menyoroti keterlambatan rujukan dari pihak yang merawat sebelumnya, yang kemudian mempengaruhi kesempatan penyembuhan.

Pihak Dinas Kesehatan tetap berupaya semaksimal mungkin dalam penanganan kasus DBD dan pencegahan penyakit tersebut di Kabupaten Ogan Ilir. (*)

Sumber: